“Sis Ilma dan Bro Slamet adalah dua aktivis dengan integritas yang tak perlu diragukan lagi. Kini mereka menggeser medan perjuangan mereka ke ranah politik kepartaian. Kami sangat senang karena mendapat energi baru yang luar biasa. Kita akan sama-sama berjuang, berjuang dengan hati,” kata Andy.
Ilma besar di lingkungan Muhammadiyah. Ibunya pernah menjadi Ketua Aisyiyah dan ayahnya aktivis Muhammadiyah non-struktural di kampung halamannya di Sumatera Barat.
Di kampus, Ilma Juga pernah berorganisasi di IMM UIN Imam Bonjol Padang kemudian sempat mengikuti LK I HMI walau selanjutnya memutuskan lepas dari pengkaderan untuk menjadi independen dalam menjangkau kerja-kerja kemanusiaan.
Di dunia aktivisme, dalam 25 tahun terakhir, terutama dalam dunia pendampingan lapangan, nama Ilma tidak asing lagi. Ia terlibat dalam berbagai advokasi, pendampingan, dan kerelawanan, dalam berbagai isu dan kasus kebencanaan. Komitmen Ilma dalam mendorong penegakan HAM, perlindungan terhadap kelompok minoritas dan terpinggirkan, serta kebencanaan, diwujudkan dalam berbagai agenda dan aktivitas.
Ilma juga merupakan aktivis kemanusiaan yang bergerak di berbagai isu dialog antar-iman, yang membuatnya kental dengan lembaga dan tokoh agama serta gerakan solidaritas kemanusiaan.
Selain itu, Ilma aktif di isu perlindungan anak dan disabilitas. Ilma banyak menginisiasi gerakan untuk kampanye Hak Anak dan Hak Disabilitas serta membangun kerja sama dengan kementerian, lembaga negara, BUMN, lembaga keagamaan, ormas dan civil society.
Pada waktu bersamaan dia juga ikut menggawangi gerakan kebinnekaan dengan terlibat aktif membangun forum Komunitas Bela Indonesia (KBI) pada 2018-2019 dan membuat pelatihan 1000 Juru Bicara Pancasila di 25 provinsi.
Ketika Indonesia dan dunia diserang Covid-19, bersama sejumlah teman, Ilma membuat Gerakan Bantu Keluarga (GBK) yang membantu puluhan anak yang kehilangan orang tua dan keluarga akibat Covid-19. Ia juga melakukan gerakan vaksin untuk anak-anak yang tidak memiliki NIK.
Slamet Abidin pun bukan sosok asing dalam dunia aktivisme politik. Ia merupakan salah satu sosok aktivis 98 di Surakarta.
Baca juga: Kinerja Jalankan Tahapan Pemilu Disebut Belum Maksimal, KIPP Minta KPU RI Fokus
Ia pernah mengisi sejumlah posisi penting organisasi, antara lain, Ketua BEM Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kota Surakarta, Sekretaris Asosiasi PKL Kota Surakarta, Ketua PKL Kota Surakarta, Ketua Komisariat PMII Kota Surakarta, Wakil Sekretaris PC PMII Kota Surakarta dan Ketua Lajnah Ta'lif wan Naser LTN NU PC NU Kota Surakarta.
Di partai politik, ia tercatat pernah menjabat Sekretaris DPC PKB Gus Dur, Sekretaris DPC PKBN (Partai Kebangkitan Bangsa Nusantara) Kota Surakarta dan Sekretaris DPC PKBIB (Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru) Kota Surakarta.