News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Peran Jokowi di Balik Wacana Koalisi Kebangsaan, Pengamat: Ingin jadi King Maker Pemilu 2024

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo didampingi Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, dan Plt Ketua Umum PPP, Mardiono memberikan keterangan pers usai menghadiri Silaturahmi Ramadan di Gedung DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023). Berikut komentar pengamat soal peran Jokowi di balik wacana Koalisi Kebangsaan.

TRIBUNNEWS.COM - Wacana pembentukan Koalisi Kebangsaan gabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) terus bergulir.

Pembentukan koalisi besar ini sebelumnya muncul setelah Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan sejumlah ketua umum partai politik di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu, 2 Maret 2023 lalu.

Pengamat politik Bawono Kumoro menyebut, wacana pembentukan Koalisi Kebangsaan tidak bisa dilepaskan dari peran Jokowi.

"Melalui pertemuan itu Presiden Joko Widodo hendak mengirim pesan politik bahwa ia juga memiliki kemampuan menjadi king maker di Pemilu 2024," katanya kepada Tribunnews.com, Senin (17/4/2023).

Bawono kemudian turut menyoroti endorse politik yang dilakukan sang Presiden untuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Dalam pertemuan itu, Jokowi sempat melontarkan pujian kepada Prabowo terutama terkait tren positif dari tingkat elektabilitasnya.

Baca juga: Ancaman Koalisi Kebangsaan Untuk PDIP

"Jokowi hendak memberikan kode kepada partai-partai koalisi bahwa ketua umum Partai Gerindra itu merupakan bakal cawapres paling pantas meneruskan program-program pembangunan Presiden telah dan sedang dilakukan saat ini," imbuh Bawono.

Bawono kemudian memaparkan hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI) bulan April 2023 terkait elektabilitas bakal cawapres.

Posisi pertama ditempati Prabowo dengan persentase angka sebesar 30,3 persen.

Ganjar Pranowo menempati nomor kedua dengan elektabilitas sebesar 26,9 persen dan disusul Anies sebesar 25,3 persen.

"Apabila dibandingkan dengan temuan survei bulan Maret 2023 menunjukkan elektabilitas Ganjar mengalami kemerosotan tingkat elektabilitas.

Lalu elektabilitas Anies memiliki kecenderungan stagnan. Kemudian elektabilitas Prabowo mengalami tren peningkatan," jelas Bawono.

Bawono menyebut, tren positif elektabilitas Prabowo menjadi magnet partai-partai lain memberikan sinyal bergabung ke Koalisi Kebangsaan.

Terbaru Partai Perindo diwakili Hary Tanoesoedibjo bertemu dengan Prabowo Rabu (5/4/2023) lalu.

"Pertemuan itu mengirimkan pesan jelas betapa partai-partai politik ini menaruh harapan dapat bersama dalam satu koalisi dengan Partai Gerindra di pemilihan presiden tahun 2024 dalam Koalisi Kebangsaan," tegas Bawono.

Baca juga: VIDEO PAN: Zulkifli Hasan Bersedia Jadi Penggerak Koalisi Kebangsaan

Terakhir Bawono memberikan prediksinya perihal poros partai politik yang akan bertarung di Pilpres 2024 mendatang.

Menurutnya akan ada dua atau tiga poros pasangan calon akan sangat bergantung pada sikap PDI Perjuangan nanti.

PDIP disebut bisa mengusung sendiri kader mereka dalam pemilihan presiden 2024 mendatang.

Atau juga PDIP akan bergabung dalam barisan koalisi mendukung Prabowo sebagai bakal calon presiden potensial.

"Apabila memang ingin bergabung dalam Koalisi Kebangsaan bersama Partai Gerindra dan partai-partai politik koalisi lain maka PDI Perjuangan tidak boleh ngotot mematok posisi capres," tutup Bawono.

Kata Zulhas

Ketua Umum PAN Zukifli Hasan atau Zulhas (Tribunnews.com/Istimewa)

Ketua Umum PAN Zukifli Hasan atau Zulhas menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya peran dalam rencana pembentukan koalisi besar.

Meski tidak dijelaskan secara detail, namun Zulhas menyebut para ketua umum partai politik menyatukan pikiran untuk memikirkan kemajuan negera Indonesia.

Terlebih banyak yang meramalkan Indonesia akan menjadi negara maju.

Menurutnya, untuk mencapai negara maju dibutuhkan adanya kerja sama yang nyata dari seluruh elemen, baik masyarakat maupun pemimpin negaranya.

Hal tersebut diungkapkan Zulhas saat mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (8/4/2023).

Baca juga: Zulhas Ingin Bentuk Koalisi Kebangsaan di Bawah Orkestra Komando Jokowi

"Semua meramalkan kita ini punya segala potensi untuk menjadi negara maju, negara besar, komitmen itulah yang kita bicarakan. Apalagi sekarang sudah masuk tahun politik, tahun 2004 kita akan ada Pemilu serentak."

"Negara besar nggak mungkin diurus satu dua (orang atau kelompok partai), tapi harus besar juga yang ngurus, yang saya sebut koalisi kebangsaan itu, karena perlu kebersamaan kita untuk memajukan negeri ini, tentu semua ini dibawah orkestra komando Pak Jokowi," ujar Zulhas dikutip dari Kompas Tv.

Adapun hal yang harus dipersiapkan, kata Zulhas, adalah dengan dasar pondasi yang kokoh.

Untuk itu, pihaknya siap mengawal wacana besar ini agar terwujudkan.

"Saya siap sebetulnya untuk menjadi apa sajalah, ya ke sana kemari, untuk merajut (silaturahmi) ini sehingga bisa menjadi kenyataan ada jalan tengah yang kokoh yang kuat untuk memajukan Indonesia."

"Nah dengan Gerindra, kami punya pengalaman panjang, mudah-mudahan silaturahmi terus ini kita akan lanjutkan," harap Zulhas.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Galuh Widya Wardani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini