Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam survei tersebut, Prabowo Subianto memperoleh 32,7 persen.
"Kemudian disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 27,9 persen, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 22,2 persen," kata Burhanuddin dalam rilis secara daring, Rabu (19/4/2023) lalu.
Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia itu dilakukan dalam rentang waktu 8-13 April 2023.
"Margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen asumsi simple random sampling," ujarnya.
Burhanuddin mengatakan, target populasi survei tersebut adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel, yakni 83 persen dari total populasi nasional.
Survei tersebut menggunakan metode random digit dialing (RDD) yang merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Survei itu dilakukan dengan cara wawanvara dengan responen melalui telepon yang dilakukan oleh pewawancara terlatih.
Baca juga: Respons Survei Poltracking, PAN Siap Dorong Erick Thohir Jadi Cawapres di Pemilu 2024
Sementara itu semakin memanasnya suhu politik menjelang Pilpres 2024, banyak orang bertanya-tanya siapakah yang akan mendampingi tiga nama yang digadang-gadang akan menjadi capres tersebut.
Seperti diketahui, empat partai besar telah siap mengusung tokohnya untuk Pilpres 2024, yakni Ganjar Pranowo (PDIP), Prabowo Subianto (Gerindra), dan Anies Baswedan (Nasdem).
Menurut Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), Anthony Leong, menyampaikan bahwa ada dua kandidat yang terkuat menjadi Cawapres dan digadang-gadang menjadi rebutan para Capres 2024 nanti, yaitu Erick Thohir dan Sandiaga Uno.
"Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tapi ada hal yang menarik diantara keduanya, Erick Thohir masih terbuka lebar untuk berpasangan dengan Ganjar atau Prabowo, tapi Sandi Uno opsinya hanya ke Ganjar," ungkap Anthony yang juga Pakar Komunikasi Digital itu kepada Tribunnews.com, Kamis (27/4/2023).
Dia menjelaskan, pasca Sandiga Uno mengundurkan diri dari Gerindra, dan pindah ke PPP ini menjadi menarik dan tertutup baginya menjadi cawapres Prabowo untuk kedua kalinya.
"Kansnya Erick Thohir bisa masuk masuk koalisi Ganjar (PDI-P) atau pun Prabowo (Gerindra) dengan kekuatan endorsement NU juga menjadi salah satu strong point, dan juga faktor kedekatan Erick Thohir dengan dua tokoh tersebut dan elektabilitasnya sangat tinggi untuk posisi Cawapres 2024," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Abdillah Awang, Malvyandie Haryadi, Hasanudin Aco)