Sebab, dengan begitu, pihaknya bisa melihat terlebih dahulu siapa pendamping calon presiden (capres) dari lawannya.
Termasuk kata dia, calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Kan ada kesempatan bagi NasDem untuk melihat-lihat dulu, 'Oh ini pak Ganjar siapa wakilnya, oh ini Pak Prabowo siapa wakilnya', dia bisa lihat itu kan ada kesempatan kenapa dia tidak manfaatkan," kata Surya Paloh.
Baca juga: Elite NasDem: Hubungan Surya Paloh dan Jokowi di Titik Terendah
Meski demikian, Surya Paloh merasa Koalisi Perubahan dan Partai NasDem tidak tertinggal.
Terlebih, mereka merupakan koalisi pertama yang mengusungkan nama calon presiden (capres).
Perihal belum memastikan sosok cawapres, kata dia, sejauh ini pihaknya memiliki banyak alternatif. Termasuk melihat peta politik atau pasangan capres-cawapres dari koalisi lain.
"Kita mencari yang terbaik dari yang baik. Itu jawabannya. Apa penyebabnya? Kita masih punya banyak alternatif pilihan untuk mulai memikirkan dan melihat pencapresan, duet capres-cawapres katakanlah diluar daripada NasDem, partai pengusung lainnya," ucap Surya Paloh.
"NasDem sudah terdepan gak usah takut dikatakan dia tertinggal, dia paling depan dia udah," sambungnya.
Meski demikian, Surya Paloh menegaskan pihaknya bakal mempertimbangkan setiap nama yang terbaik dari yang baik untuk menjadi pendamping Anies Baswedan.
"Makanya saya katakan kalau kita lihat apa yang terbaik, pilihan yang terbaik dari yang baik, itu yang harus diperjuangkan oleh kita bersama yakan, NasDem salah satu motor penggerak kan ada kawan-kawan nya ada Demokrat ada PKS," tukas dia.