Ketika Indikator Politik Indonesia mengerucutkan kembali nama-nama yang bisa dipilih dalam pemilihan gubernur DKI tahun depan menjadi enam nama tanpa Sandiaga Uno, Ridwan Kamil kembali berada di posisi teratas.
Kesimpulannya, lanjut Burhanuddin, hasil survei Indikator Indonesia memotret jika Ahok tidak disertakan dalam survei calon gubernur DKI dalam pemilu tahun depan, elektabilitas Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno meningkat paling besar.
Dukungan terhadap mereka berdua jadi yang tertinggi.
”Ini terutama karena mereka sudah sangat populer, hampir semua warga DKI Jakarta tahu Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno,” terang dia.
Sebagai informasi, hasil survei tersebut didasarkan pada lima survei dalam rentang waktu Februari 2021 sampai Maret 2023.
Dalam materi presentasi yang disampaikan Burhanuddin terkait metodologi survei, dijelaskan bahwa populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia di Provinsi DKI Jakarta yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Jumlah sampel basis survei sebanyak 820 orang, kemudian dilakukan oversampel di Dapil DKI I dan DKI II menjadi masing-masing 800 responden, sehingga total sampel yang dianalisis sebanyak 2060 responden.
Baca juga: Dukungan Capres ke Prabowo, Ketua Umum PBB Yusril: Belum Final Masih Penjajakan
Dengan asumsi metode simple random sampling ukuran sampel basis sebanyak 820 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95%.
Sampel berasal dari seluruh kota yang terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.