TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, menegaskan pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kepemimpinan pemerintahan layaknya sistem estafet bukan sindiran kepada pihak manapun.
Sebelumnya, Presiden Jokowi berpidato soal keberlanjutan kebijakan pemerintah.
Jokowi mengatakan, jangan sampai peralihan kepemimpinan seperti 'meteran pom bensin'.
Menurut Hasto, sikap Presiden Jokowi itu justru upaya untuk menunjukan komitmen pada pembangunan yang selama ini telah dikerjakan.
"Apa yang disampaikan jokowi adalah dalam rangka pembangunan jangka panjang, mengungkapkan visi Indonesia 2045," kata Hasto, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu (17/6/2023).
Hasto mengatakan, pernyataan Jokowi itu murni disampaikan untuk kepentingan mewujudkan tujuan negara.
Baca juga: Ganjar Komitmen Lanjutkan Estafet Kepemimpinan Jokowi, 8 Tokoh Ini Disebut Cocok Jadi Cawapresnya
"Beliau menaruh perhatian yang sangat penting tentang pentingnya suatu kesinambungan dari kepemimpinan itu," kata Hasto.
Sehingga menurut Hasto, pidato Jokowi itu bukan sindirian terhadap pihak lain seperti yang diisukan.
"Tidak ada bentuk sindir-menyindir, yang ada hanya suatu penegasan tentang pentingnya berkesinambungan," tegas Hasto.
"Dan secara teoritik tentang kajian ilmiah bahwa pemimpin negara berkepentingan terhadap siapa yang melanjutkan kepemimpinan ini," lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi berpidato soal kepemimpinan ibarat estafet bukan meteran pom bensin yang selalu kembali ke nol.
Pidato itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan pada Peluncuran Indonesia Emas 2045, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023).
"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet bukan meteran pom bensin."
"Kalau meteran pom bensin itu 'dimulai dari 0 ya'. Apa mau seperti itu? Ndak kan? Masak kayak meteran pom bensin," kata Jokowi, dikutip dari youTube Kompas TV.