Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo meminta para relawan pendukungnya tak marah mengenai balihonya di area Markas Kodim 1013/Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah, dicopot TNI pada Sabtu (15/7/2023).
"Saya kemarin ditanya, 'Pak Ganjar bagaimana dengan baliho dicopot tentara', tidak boleh marah, tidak boleh tersinggung," kata Ganjar dalam pidatonya saat bertemu relawan di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (19/7/2023).
Ganjar mengatakan dirinya tak mempersoalkan apabila pemasangan balihonya tak sesuai aturan.
"Kalau itu tidak benar, awur-awuran silakan dicopot," ujar Gubernur Jawa Tengah (Jateng) ini.
Kader PDI Perjuangan (PDIP) ini pun mengingatkan kepada relawan agar memasang baliho sesuai aturan.
Baca juga: Ganjar Pranowo Cerita ke Relawan Menangkan Jokowi di Pilpres 2014
"Mohon izin senior-senior untuk kita buatkan guidance-nya kepada kawan-kawan agar kemudian kalau memasang dipastikan benar," ungkap Ganjar.
Adapun Ganjar telah diputuskan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi bakal capres.
Ganjar pun telah mendapat dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan Hanura.
Baca juga: Ganjar Tanggapi Santai Budiman Sudjatmiko Temui Prabowo: Itu Haknya
Sebelumnya, TNI menjelaskan alasan dicabutnya baliho bergambar bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo dari PDIP yang terpasang di lahan Markas Kodim 1013/Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Dijelaskan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono, hal itu dilakukan demi menjaga netralitas TNI.
"Demi menjaga netralitas TNI dalam Pemilu 2024," kata Julius, Senin (17/7/2023).
Hal tersebut juga sesuai arahan dari Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono yang mengimbau kepada seluruh prajurit agar berkomitmen untuk bersikap netral dalam Pemilu 2024 mendatang.
Salah satunya, yakni tidak memberikan fasilitas tempat atau sarana dan prasarana milik TNI kepada Paslon dan Parpol untuk digunakan sebagai sarana kampanye.
Sebelumnya, pencabutan baliho Ganjar Pranowo itu terekam dalam video yang berdurasi 31 detik dengan narasi "Arogan oknum TNI ancam relawan copot baliho Ganjar Pranowo".
Pencabutan Baliho Libatkan Satpol PP hingga Perwakilan Partai
Laksamana Yudo Margono mengatakan, penurunan baliho bergambar Ganjar Pranowo tersebut dilakukan dengan melibatkan unsur Pemerintah, mulai dari Satpol PP hingga perwakilan partai.
"Kemarin dari Dandim Muara Taweh, itu sudah dikoordinasikan dengan pemasangnya. Jadi, dari perwakilan partai juga dengan Satpol PP, juga Pak Bupati sudah menyampaikan semuanya, jadi dilepas dan disaksikan oleh mereka," ujar Yudo.
Yudo memastikan dalam Pemilu 2024 nanti, jajarannya tetap menjaga netralitas dengan adanya larangan memasang spanduk salah satu bacapres di area TNI.
"Di situ ada markas Kodim dan perumahan, penekanan saya netralitas TNI itu tidak memasang gambar kampanye di area TNI," ucapnya.
Selain itu, Yudo juga menolak adanya istilah pencopotan karena terkesan kasar dan seolah dilakukan tidak sesuai aturan.
"Kalau dicopot itu kesannya langsung digaruk, dicopot gitu. Ini tidak. Kita tetap pakai aturan yang ada."
"Karena izinnya tidak dipasang di situ, maka kita sampaikan kenapa dipasang di situ, karena sudah jelas soal netralitas TNI," katanya.