Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo dalam acara pelantikan Badan Serikat Pekerja Persatuan Indonesia (Basperindo) di kantor DPP Partai Perindo, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (11/6/2023).
"Jadi sebetulnya yang membedakan paling mendasar adalah kesiapan daripada PDIP untuk mengusung capresnya karena thresholdnya sudah terlewati di atas 20 persen, sehingga kerja sama yang kita lakukan itu adalah pasti."
"Karena saya sangat berharap dengan adanya kerja sama ini elektabilitas Partai Perindo akan lebih cepat naik," kata Hary Tanoe, dikutip dari WartaKotalive.com.
Hary Tanoe mengungkapkan Perindo bisa saja mendukung Prabowo Subianto sebagai capres, namun Hary Tanoe menilai kesiapan PDIP lebih matang.
Meskipun Prabowo dinilai mampu diterima banyak masyarakat dan diyakini meneruskan program Jokowi.
Ajukan TGB jadi Cawapres
Tidak lama setelah gabung PDIP, Perindo pun mengusulkan Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.
Lebih lanjut, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat mengatakan pihaknya masih mengkaji usulan tersebut.
"Ini kan banyak sekali ya tokoh-tokohnya, ini akan kita inventarisasi kemudian dikaji satu per satu. Kemudian kapan keputusannya? Ya nanti kita lihat, ya jadi bagus saja," kata Djarot di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Djarot menuturkan TGB merupakan sosok yang memiliki pengalaman dan komunikasinya bagus.
"Pak TGB juga punya pengalaman, beliau memimpin NTB cukup bagus, beliau juga seorang intelek dan komunikasinya bagus," ujar Djarot.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fersianus Waku)(WartaKotalive.com/Alfarizy Ajie Fadhilah)