TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto semakin memiliki peluang yang besar untuk memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Dukungan Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) terhadap Prabowo memberikan suntikan penguat untuk Prabowo dalam kontestasi demokrasi mendatang.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan dukungan tambahan dari dua partai besar tersebut memperlihatkan Prabowo telah bertransformasi dari dua pilpres sebelumnya.
"Peluang Prabowo sangat besar untuk menang, Prabowo belajar dari Pilpres 2014 dan 2019," kata Ujang, Senin (14/8/2023).
Menurut Ujang, Prabowo menjadi lebih bijak dalam menatap Pilpres 2024 mendatang.
Terbukti, Prabowo terus melakukan transformasi sehingga banyak menarik dukungan dari berbagai pihak, mulai dari masyarakat akar rumput hingga kalangan elit nasional.
Baca juga: Kata Airlangga Soal Golkar Disebut Sodorkan Gibran Jadi Cawapres Prabowo
Dukungan elit nasional ini terlihat dari adanya dukungan dari PKB, PBB, kemudian Golkar dan PAN yang baru saja menyatakan dukungan kepada Menteri Pertahanan tersebut.
Di samping itu, Presiden Jokowi juga gencar memberikan sinyal dan kode dukungan kepada Prabowo menjelang Pilpres 2024 mendatang.
Ujang mengatakan hal ini sebagai upaya Prabowo untuk menyongsong kontestasi demokrasi mendatang agar mampu menerima amanah masyarakat menjadi Presiden Indonesia selanjutnya.
"Prabowo harus memperkuat diri untuk bisa mendapatkan dukungan baik dukungan di koalisi ataupun dukungan pemerintah," ujar Ujang.
Selain itu, bergabungnya Golkar dan PAN melengkapi struktural yang ada di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang diisi oleh Gerindra, PKB, PBB, Golkar dan PAN.
Lanjut Ujang, KKIR saat ini menjadi koalisi terlengkap dan mewakili persatuan Indonesia seperti halnya Prabowo yang menjadi simbol persatuan bangsa.
Pasalnya, KKIR merupakan gabungan dari partai nasionalis dan partai Islam. Bahkan dalam KKIR juga menyatukan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni PKB Nahdlatul Ulama (NU) dan PAN yang identik dengan Muhammadiyah.
"KKIR itu kan gabungan partai nasionalis dan partai Islam apalagi ada partai dengan basis Islam tersebsar yakni PKB NU dan PAN Muhammadiyah. Jadi sangat bagus," pungkas Ujang.