Laporan wartawan Tribunnews.com, Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) berkomitmen menjaga kerukunan bangsa dan menghindari polarisasi yang dapat memecah belah bangsa.
PAN tidak menginginkan perpecahan terjadi kembali seperti Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 dan 2019 lalu.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Bojonegoro, Lasuri mengaku polarisasi dalam dua Pemilu sebelumnya sangat terasa.
Oleh sebab itu, PAN berkomitmen melakukan kampanye secara kreatif untuk mendapat dukungan dari masyarakat daripada menggunakan sosialisasi yang berpotensi memecah belah masyarakat.
“Trauma atas pilpres 2014 dan 2019 terjadi pembelahan 2 kubu capres, dan sekarang Pak Prabowo dan Pak Jokowi memberikan contoh membangun persatuan Indonesia,” kata Lasuri, Kamis (17/8/2023).
Baca juga: Partai Terbuka, PAN Komitmen Berdayakan Perempuan Indonesia
Salah satu bukti konkret PAN adalah kampanye kreatif di dunia digital dengan menghadirkan lagu ‘PAN PAN PAN Terdepan Bantu Rakyat’. Lagu itu pun pada akhirnya viral dan disukai masyarakat luas terutama dari anak muda.
Dia menambahkan, strategi PAN dalam berkampanye kreatif memang menyasar suara anak muda. Sebab, proporsi pemilih pada Pemilu 2024 mendatang akan didominasi oleh anak muda.
Menilik data KPU, diperkirakan jumlah pemilih muda mencapai 53 hingga 55 persen dari total keseluruhan. Karenanya suara generasi muda tengah disasar oleh PAN.
Selain itu, PAN juga berstrategi dengan mengusung tokoh-tokoh muda potensial. Mulai dari pengusaha muda Surabaya, Tom Liwafa hingga tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) seperti Gus Ahmad Abdul Qodir dari pondok pesantren Syaikh Abdul Qodir Jailani.
“Dalam rangka memberi dukungan dan mengakomodir milenial-milenial, PAN tentu mengakomodir dalam bentuk caleg yang berasal dari milenial,” ujar Lasuri.