Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tudingan memainkan peran sebagai korban atau playing victim kerap dikaitkan dengan Anies Baswedan.
Merespons hal itu Bakal calon presiden (bacapres) yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) ini menuturkan, dirinya tidak masalah dengan predikat itu.
Baca juga: Anies Baswedan: Tak Perlu Aturan Larang Kritik, Pasal Karet Harus Direvisi
"Tadi saya mengatakan saya tidak pernah merasa khawatir dengan semua dan tidak pernah berkeluh kesah," ujar dia dalam acara Desak Anies dalam youtube Kompas TV seperti dikutip pada Sabtu (19/8/2023).
Mantan mendikbud era Jokowi ini mengaku, sudah menjadi hal wajar dalam setiap kompetisi terjadi saling serang.
"Kompetisi sepakbola saja saling tekel kok kompetisi badminton ada smash, yang penting jangan tendang kaki, jalani saja," tutur dia.
Baca juga: NasDem Bilang Gibran Tak Penuhi Syarat Jadi Cawapres Anies, Beda Koalisi
Salah satu tudingan playing victim terjadi saat Anies melontarkan pernyataan adanya indikasi dirinya hendak dijegal dalam Pilpres 2024.
Pernyataan itu seolah-olah menzalimi Anies dengan tujuan hendak menarik empati dan simpati orang banyak.
Anies Baswedan pun menegaskan, dirinya tidak pernah merasa dijegal.
"Proses politik itu normal pada yang berusaha untuk memangkas, menghentikannya gitulah sudah kompetisi saling menjatuhkan, menghentikan jadi kita jangan berharap menghentikan toh bisa saja. Saya tidak pernah merasa dijegal," tuturnya.