Meski masih paling unggul, Said tidak mau merasa jumawa karena Ganjar masih kalah tipis secara head to head dengan Prabowo.
"Tugas kami semua, termasuk PPP, Perindo dan Hanura solid bergerak semakin menaikkan elektabilitas Ganjar Pranowo. Kami akan terus bekerja keras mengambil hati rakyat, mengajak kompetisi sehat dengan beradu rekam jejak, dan gagasan, bukan hanya gimmick," kata Said kepada wartawan, Senin (21/8/2023).
Pihaknya pun juga akan terus mengevaluasi untuk memperbaiki strategi pemenangan untuk Ganjar Pranowo.
Baca juga: Pengamat Soroti Wacana Duet Ganjar-Anies di Pilpres 2024: Solusi Konsolidasi Nasional
Kendati demikian, meski Anies ada diurutan ketiga, Anies bukan kandidat yang bisa diremehkan.
"Bagi kami, Anies Baswedan bukan kompetitor yang patut diremehkan. Beliau dengan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas."
"Keduanya sama sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Univ Gajah Mada," ujar Said.
Said pun melemparkan pandangan dan harapan Ganjar dan Anies menjadi satu kekuatan di Pilpres 2024.
"Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita kedepan, sama sama masih muda, cerdas, dan enerjik," ujar Said.
Baca juga: BEM UI Undang Ganjar, Prabowo, dan Anies Adu Gagasan pada 14 September 2023
Respons Nasdem
Sejatinya wacana duet Ganjar-Anies justru pertama kali digulirkan oleh Ketum Partai NasDem Surya Paloh.
Sebagai partai yang mengusung Anies Baswedan menjadi bakal Capres, awalnya Nasdem pernah melemparkan wacana ini.
Namun, kini tidak lagi relevan karena Anies sudah didorong menjadi capres oleh koalisi perubahan.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali pada Rabu (23/8/2023).
"Wacana itu dulu pernah disampaikan oleh Pak Surya ketika Partai NasDem dan koalisinya belum mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden."