News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Manuver Surya Paloh-Anies Pilih Cak Imin jadi Cawapres, Koalisi Perubahan Layu sebelum Berkembang

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Salma Fenty
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Surya Paloh disebut telah memilih Cak Imin sebagai bakal Cawapres Anies Baswedan. Anies sebelumnya disebut Demokrat telah memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapresnya.

"Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh," ungkap Teuku Riefky Harsya melalui keterangan resmi yang diterima Tribunnews.

Demokrat juga sudah melakukan konfirmasi kepada Anies.

Baca juga: Kronologi NasDem Khianati Koalisi Perubahan Versi Demokrat, Pasangkan Anies dengan Cak Imin

"Ia (Anies) mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat 'dipaksa' menerima keputusan itu (fait accompli)," ujarnya.

Demokrat disebut akan melakukan rapat Majelis Tinggi Partai untuk mengambil keputusan selanjutnya.

"Sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat tahun 2020, kewenangan penentuan koalisi dan Capres/Cawapres ditentukan oleh Majelis Tinggi Partai," imbuhnya.

Penunjukan Cak Imin Tak Diketahui Demokrat-PKS

Anies Baswedan dan Cak Imin (Kolase Tribunnews)

Teuku Harsya mengatakan, manuver Surya Paloh dilakukan di tengah proses finalisasi Parpol koalisi bersama Capres Anies dan persiapan deklarasi.

Surya Paloh dikabarkan menunjuk Cak Imin pada Selasa (29/8/2023).

"Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS."

"Malam itu juga, Capres Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu," ungkapnya.

Baca juga: Demokrat: Sempat Minta AHY, Anies Dipaksa Surya Paloh Pilih Cak Imin Jadi Cawapres

Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya.

"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," pungkas Teuku Harsya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini