TRIBUNNEWS.COM - Seruan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas agar masyarakat tak memilih calon presiden (capres) pemecah belah umat direspons Juru Bicara Anies Baswedan, Angga Putra dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.
Yaqut juga meminta masyarakat tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan.
Hal itu disampaikan Yaqut saat menghadiri Tablig Akbar Idul Khotmi Nasional Thoriqoh Tijaniyah ke-231 di Pondok Pesantren Az-Zawiyah, Tanjung Anom, Garut, Jawa Barat, Minggu (3/9/2023).
Angga Putra Fidrian Jubir Anies Baswedan mengaku sependapat dengan Menag Yaqut.
Ia mengatakan, Anies tidak memiliki rekam jejak sebagai pemecah belah umat.
"(Tak memiliki kriteria pemecah belah bangsa) sesuai dengan kriteria Pak Anies Baswedan," ujar Angga dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (6/9/2023).
Baca juga: Menag Sebut Budaya Toleransi Kunci Utama Kelola Perbedaan
Angga pun memberikan contoh saat Anies masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Menurutnya, Anies memiliki rekam jejak menyatukan umat-umat beragama saat menjabat itu.
"Bisa menjaga kondisi, selama 5 tahun tidak ada namanya gerebek-gerebek, atau menghancurkan kafe dan lain-lain."
"Warga Kristen bisa membangun Gereja di tengah-tengah komunitas Muslim, warga Muslim juga bisa membangun Masjid di tengah-tengah komunitas Gereja," ungkapnya.
Pihaknya juga menyebut Anies memiliki kriteria menggabungkan dan menjaga keutuhan umat beragama khususnya di Jakarta.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf juga merespons pernyataan Yaqut soal memilih capres.
Yahya Cholil atau Gus Yahya mengatakan seruan Menag Yaqut tersebut merupakan hal yang positif.
Menurutnya, hal itu diserukan supaya masyarakat kita tidak lagi terjebak dalam situasi yang berpotensi perpecahan.