Selain tiga parpol parlemen, Menteri Pertahanan itu juga didukung oleh sejumlah partai non-parlemen.
Yaitu Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Aceh dengan status partai lokal.
Yang perlu digarisbawahi, ini adalah hitung-hitungan andaikan nanti Demokrat jadi 'bergandengan tangan' dengan PDIP dan PPP untuk mengusung Ganjar.
Apabila Demokrat memilih mendukung Prabowo, maka hitung-hitungan di atas, juga sudah pasti akan berubah.
Hubungan Demokrat dan PDIP Semakin Membaik
Sementara itu, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Sjarifuddin Hasan alias Syarief Hasan, tak menampik, hubungan partainya dengan PDIP semakin baik.
Meski dia menyadari Partai Demokrat selalu berseberangan dengan PDIP dalam posisi di pemerintah sejak tahun 2004.
Hal itu terlihat saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden RI periode 2004-2014. PDIP, kala itu, berada di luar pemerintahan.
Sebaliknya, hal yang sama juga dilakukan Partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin pemerintahan selama periode 2014-2024.
Hal itu disampaikan Syarief Hasan saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews.com, Palmerah, Jakarta, Jumat (8/9/2023).
"Ya memang kalau lihat perjalannya sejak tahun 2004 sampai sekarang, kelihatannya Partai Demokrat (dengan PDIP) memang semakin bagus."
"Komunikasi kita memang selama ini selalu terjaga dan setiap kita juga banyak berkoalisi di daerah," kata Syarief Hasan.
Terkait koalisi Partai Demokrat dan PDIP di daerah, Syarief menyinggung soal dukungan partai pimpinan Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kepada Ganjar Pranowo.
Pada Pilkada Jawa Tengah 2018, Partai Demokrat mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin.
"Pilkada terakhir di Jawa Tengah, Pak Ganjar maju calon Gubenur periode kedua kita dukung oleh Partai Demokrat," terang Syarief.