Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memilih calon presiden harus berdasarkan ide, gagasan, dan pemahaman tentang Indonesia sehingga bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa dengan tepat.
Hal itu disampaikan penulis buku "Membedah Pikiran Ganjar", Hamid Basyaib dalam peluncuran bukunya di Jakarta, Kamis (14/9/2023).
"Seharusnya seorang capres dinilai dan dipilih atas dasar ide dan gagasan, bukan yang lain. Itu pesannya dalam buku ini, saya menawarkan garis besar pemikiran Ganjar," kata Hamid.
Hamid meyakini dalam memilih pemimpin tidak baik atas dasar rapuh yang tidak jelas atau sekedar hanya senang melihat pidato yang berapi-api.
"Orang tidak bekerja dengan teriak-teriak dengan pidato, tapi kerja dengan idenya karena itu jauh lebih penting," ungkapnya.
Baca juga: Alasan Airlangga Tak Setuju Ridwan Kamil jadi Cawapres Ganjar, Usulkan jadi Gubernur Lagi
Hamid mengatakan dalam buku tersebut dijelaskan secara secara gamblang dan sederhana pemikiran Ganjar Pranowo, mulai dari pemikiran tentang ekonomi, hukum, kesenian, budaya, serta pertahanan, dan keamanan negara.
Menurut dia, apa pikirannya tentang ekonomi, apakah paham tentang tantangan ekonomi yang makin kompleks. Lalu bagaimana cara memajukan ekonomi.
Dia mengatakan terkait pertahanan keamanan Indonesia, ancaman apa dan dari mana saja sehingga harus diantisipasi.
Baca juga: Prestasi Kepemimpinan Ganjar di Jawa Tengah Dibuktikan Lewat Penguatan Pelayanan Publik
"Apa visinya tentang itu, cukup enggak kapal kita. Pertahanan sebuah negara itu cukup nggak hanya dengan senjata misalnya," terang Hamid.
Menurut Hamid, buku yang ditulisnya itu menggambarkan pemikiran mantan Gubernur Jawa Tengah terkait kemajuan serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Dia mengatakan Ganjar merupakan sosok yang cerdas, sederhana, dan mudah dekat dengan masyarakat. Karena itu menurut Hamid, tidak bisa seseorang menjadi presiden karena dianggap menakutkan dan seram.
Karena itu dia menilai dari buku yang ditulisnya itu dapat disimpulkan bahwa Ganjar merupakan sosok yang tepat menggantikan Jokowi sebagai Presiden.
"Saya rasa sudah jelas (Ganjar cocok gantikan Jokowi) dan itu juga pertimbangan PDIP. Kita harus hormati itu, hak sebagai partai politik terbesar ya tentu berhak," ujarnya.
Dia berharap melalui buku yang ditulisnya tersebut, masyarakat bisa membaca dengan tenang di rumah sebelum mengambil keputusan saat pemungutan suara.