News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

PKB Berharap Demokrat Kembali ke Koalisi Perubahan, PKS: Janganlah Emosi Berkepanjangan

Penulis: Rifqah
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden PKS Ahmad Syaikhu bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono pada 22 April 2021 - PKB berharap Partai Demokrat bisa kembali untuk bergabung ke Koalisi Perubahan, PKS juga berharap Demokrat tak emosi berkeanjangan dan kembali gabung.

"Tapi kan sekarang ini masuk dalam koalisi yg sudah terbentuk. Oleh karenanya, berpikir rasional saja."

"Tentu kalau ada ruang yang terbuka dan dibicarakan yang secara rasional tentu itu porsinya Demokrat," ujarnya.

Pengamat Nilai Demokrat Berpeluang Merapat ke PDIP

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai Demokrat lebih berpeluang bergabung dengan PDIP untuk mendukung Ganjar sebagai capres 2024.

Lantaran, Demokrat dinilai akan sulit merapat ke Gerindra yang mendukung Prabowo karena SBY ketika menjadi Anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) merupakan salah satu orang yang menekan pemecatan Prabowo.

Diketahui, DKP dibentuk pada 1998 untuk mengusut kasus penghilangan paksa sejumlah aktivis yang menyeret Prabowo selaku Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus saat itu.

Baca juga: Belum Tentukan Sikap, Demokrat Akui Sulit Jika Bentuk Poros Koalisi Baru untuk Pilpres 2024

"Sehingga ini juga sulit dan menjadi beban mental SBY sendiri. Dengan pilihan sulit itu, jika harus berkoalisi maka peluang besarnya ke PDIP, meskipun sebatas pelarian, bukan koalisi yang benar-benar solid dan dari hati," kata Dedi, Senin (11/9/2023).

Dedi pun menjelaskan, dari sisi peluang pun, baik mendukung Ganjar atau Prabowo, potensi AHY menjadi bacawapres sangat minim.

"Dari sisi peluang, kemanapun Demokrat berlabuh tetap minim potensi mengusung AHY sebagai cawapres, termasuk bila berkoalisi dengan PDIP," lanjutnya.

"Jadi harus tunduk jika memang ingin berkoalisi. Tetapi, membaca situasi justru Demokrat miliki peluang mengikuti Pemilu tanpa koalisi," imbuh dia.

Dedi juga menjelaskan, alasan Demokrat tak kunjung mengumumkan arah dukungan karena sistem keputusan tertinggu yang tidak berada di ketua umum.

"Sehingga keputusan penting partai mengacu pada SBY dan SBY termasuk tokoh yang tidak sigap serta tidak taktis," ucapnya.

(Tribunnews.com/Rifqah/Adi Suhendi/Igman Ibrahim) (Wartakotalive.com/Yolanda Putri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini