Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari pencoblosan pada 14 Februari 2024 mendatang diprediksi bakal bertepatan dengan musim penghujan.
Atas hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengklaim telah menyiapkan manajemen risiko.
Ketua KPU RI Hasyim Asyari menyebut pihaknya telah menginstruksikan jajaran di tingkat kabupaten/kota supaya tempat pemungutan suara (TPS) dan gudang penyimpanan logistik mempertimbangkan wilayah rawan bencana.
"April 2023 kemarin itu kami minta untuk mencatatkan polanya, misalkan nauzubillah min zalik moga-moga tidak kejadian, tanah longsor, ombaknya tinggi, kemudian hujannya deras, dan seterusnya. Kalaupun ada banjir, kira-kira titik lokasi potensinya itu di mana saja," kata Hasyim kepada awak media, Kamis (21/9/2023).
Sehingga, sejak jajaran KPU daerah saat mendesain lokasi TPS sudah mempertimbangkan atau memperhitungkan situasi. Termasuk penempatan logistik juga sudah berdasarkan situasi-situasi yang pernah terjadi di pemilu sebelumnya.
Antisipasi lainnya yang juga dilakukan KPU ialah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pemerintah, TNI, dan Polri.
Pria yang juga seorang dosen ini menjelaskan koordinasi KPU dengan aparat berkaitan dengan identifikasi jalur distribusi dan transportasi logistik pemilu ke daerah yang jauh, sulit diakses, dan terluar, serta permintaan perbantuan personel untuk mengawal suplai logistik itu.
Ia juga meyakini KPU sudah berpengalaman dalam manajemen risiko bencana, bercermin pada kasus-kasus sebelumnya.
"Pada 2019, di Sulawesi Tengah ada gempa, tsunami, likuifaksi. Prinsip KPU follow the voters, ikuti pemilih, ketika pemilih menjadi displaced people atau orang yang pindah tempat dari lokasi awal," kata Hasyim.
Baca juga: KPU Akan Simulasikan Distribusi Logistik di Kepulauan Guna Mitigasi Cuaca Jelang Hari Pencoblosan
"Mereka relokasi ke mana, apakah di pengungsian, rumah keluarga, pemungutan kita geser ke sana. Jadi, kita punya pengalaman," tandasnya.