Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo menegaskan dirinya siap bekerja sama dan berkompromi dengan siapa pun dalam berpolitik untuk membangun Indonesia ke depan.
Hanya saja, ada beberapa pihak yang tak bisa dia ajak kompromi, di antaranya koruptor.
Baca juga: Ganjar Mengaku Sudah Kantongi Nama Cawapres: Tapi Sabar Dulu
Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat hadir dalam acara Ideafest Lead The Leap di Jakarta Convention Centre (JCC), Sabtu (30/9/2023). Hadir dalam acara itu ratusan anak muda dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam acara itu, Ganjar hadir sebagai pembicara dengan anak muda sebagai panelis. Mereka bebas bertanya apa saja pada Ganjar, termasuk dalam hal politik.
"Dalam politik itu kan bapak katakan harus ada kesepakatan, kompromi. Apa hal yang membuat bapak tidak akan pernah kompromi dalam politik," kata Abigail.
Baca juga: Megawati Naik Boogie Car Bareng Ganjar dan Prananda Tinjau Pameran Pangan PDIP
Ganjar mengatakan, bahwa dalam politik itu ada yang dinamakan konsensus, kesepakatan dalam semua keputusan yang diambil.
"Dan saya bisa bekerja sama dengan siapa pun, berkompromi dengan siapa pun demi kemanusiaan. Tapi ada syaratnya, kecuali dengan koruptor. Jika kamu tidak punya agenda antikorupsi, berarti bukan bagian dari kelompokku," tegas Ganjar.
Selain antikorupsi, Ganjar juga tidak bisa berkompromi dengan pihak yang tidak mau melayani rakyat.
Sebab tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada rakyat dengan mudah, murah dan cepat.
"Kalau kamu tidak mau melayani rakyat, bukan kelompok saya. Tidak boleh juga membawa isu SARA, karena kita hidup Berbhineka Tungggal Ika," ucapnya.
Pernyataan itu mendapat apresiasi dari ratusan anak muda yang hadir. Mereka bertepuk tangan riuh atas jawaban Ganjar yang memuaskan.
Baca juga: Incar Suara di Jawa Timur, PDIP Pertimbangkan Dua Sosok Ini Jadi Cawapres Ganjar
"Mendengar jawaban Pak Ganjar, membuat aku yakin beliau punya gagasan baik untuk Indonesia. Dan beliau memegang etika dan moral dalam berpolitik, tidak menggunakan cara yang tidak baik untuk meraih tujuan tertentu," kata Mia (20) seorang peserta.