TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) mengaku pesimistis pemilihan presiden (pilpres) 2024 nantinya selesai hanya lewat satu putaran saja.
Pasalnya, kata JK, pasangan calon (paslon) yang terpilih nantinya membutuhkan minimal 85 juta suara untuk memenangkan konstestasi politik tersebut.
“Kalau putaran karena tiga (poros), agak sulit juga kalau satu putaran karena harus mendapat minimum 85 juta suara. Ada enggak calon yang bisa dapat 85 juta suara? agak sulit ya," kata JK dalam konferensi pers di Kediaman JK setelah bertemu dengan Puan Maharani di Jalan Brawijaya, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Namun begitu, JK mengaku pihaknya tidak menutup kemungkinan nantinya ada paslon yang bisa meraup suara 85 juta suara tersebut.
Kendati begitu, JK menyebut peluang tersebut tetap berat untuk didapatkan oleh masing-masing palson.
"Karena pemilih kira-kira 165-170 (orang). Jadi dia harus punya agak berat. Jadi kelihatannya. Walau pun tetap ada kemungkinan ya. Tapi tetap kemungkinan yang terbesar mungkin 2 putaran," tandasnya.
Sebagai informasi, JK memiliki pengalaman mengikuti Pilpres dua dan satu putaran.
Dua putaran adalah Pilpres 2004 yang saat itu berpasangan dengan SBY. SBY-JK maju ke putaran kedua melawan Megawati-Hasyim Muzadi.
Sementara saat berpasangan dengan Jokowi di tahun 2014, JK menang dengan satu putaran berhadapan dengan Prabowo - Hatta Rajasa.
Diketahui, saat ini tiga poros untuk Pilpres mendatang adalah Anies - Muhaimin,Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Sementara Ganjar dan Prabowo hingga saat ini belum mengumumkan sosok bakal cawapresnya.