News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

MKMK Ungkap Banyak Masalah saat Periksa Anwar Usman hingga Enny Nurbaningsih

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie di kawasan Gedung MK, Jakarta, Selasa (31/10/2023), usai menggelar sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik.

Dijelaskan Anwar Usman, menurutnya ia tidak perlu mengundurkan diri dalam perkara tersebut, meski memiliki hubungan keluarga dengan Gibran.

Alasannya, karena jabatan itu adalah milih Tuhan.

"Yang menentukan jabatan milik Allah, Tuhan yang maha kuasa," kata Anwar Usman, ditemui di Gedung KPK, Jakarta Pusat, Selasa.

Adik ipar Presiden Jokowi itu pun menegaskan tidak ada yang namanya Makmamah Keluarga.

"Benar (hubungan kami hubungan) keluarga bangsa Indonesia itu," kata Anwar Usman.

Diketahui, Anwar Usman merupakan hakim konstitusi yang paling banyak dilaporkan oleh masyarakat terkait dugaan pelanggaran kode etik masalah ini.

Meski demikian, ia menganggap hal tersebut wajar, mengingat posisinya yang kini duduk di pucuk pimpinan MK.

"Ya, saya kan ketua, kan," ujar Anwar Usman singkat.

Mahkamah Konstitusi (MK) bentuk Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Ad Hoc guna menangani sejumlah laporan dugaan pelanggaran etik hakim. (Ibriza) (Tribunnews.com/Ibriza)

Baca juga: Ketua MKMK Ungkap Alasan Sidang Etik Anwar Usman Bakal Diputus 7 November 2023

Adapun keputusan MKMK soal dugaan pelanggaran kode etik hakim konstitusi, akan diumumkan 7 November 2023, mendatang. 

Jimly Asshiddiqie tidak ingin membiarkan masyarakat diliputi ketidakpastian.

Apalagi tahapan pemilu yang terus berjalan.

"Maka itu segera saja pembuktian ini dan lagipula ya ini masalah ini bisa melebar terus."

"Pemilu sudah dekat, jadi bangsa kita harus punya, dapat kepastian," ujar Jimly di Gedung II MKMK, Jakarta, Rabu (1/10/2023).

Menurut Jimly, persoalan ini adalah persoalan serius yang bisa membuat konflik bakal melebar luas jika dibiarkan berlarut-larut. 

"Kalau engga, ini kan bisa melebar kemana-mana. Bisa konflik, nanti ujungnya PHPU (Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden) di bawa ke sini lagi."

"Lalu orang tidak percaya, bagaimana? Jadi, ini soal serius ini," tegas Jimly.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Mario Christian Sumampow)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini