News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Said Iqbal Tuding Ada Parpol Bayar Lembaga Survei agar Elektabilitas Partai Buruh Terbawah

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Partai Buruh Said Iqbal saat jumpa pers di Kantor Exco Partai Buruh, Jakarta Timur, Rabu (22/11/2023). Said Iqbal menuding ada parpol yang membayar lembaga survei untuk selalu menempatkan Partai Buruh dalam posisi terbawah dari hasil survei.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menuding ada partai politik (parpol) yang meminta lembaga survei untuk membuat partai yang dipimpinnya selalu berada di posisi terbawah terkait elektabilitas.

Hal ini disampaikannya saat konferensi pers di Kantor Exco Partai Buruh, Jakarta Timur, Rabu (22/11/2023).

Awalnya, Said mengatakan hasil survei dari berbagai lembaga selalu menempatkan Partai Buruh tidak meraih suara sampai satu persen.

Menurutnya, hal tersebut tidak masuk akal lantaran anggota Partai Buruh di Indonesia mencapai sekitar 10 juta orang.

"Selama ini kan lembaga survei selalu menempatkan Partai Buruh (meraih suara) nol koma, nol koma, nol koma."

"Padahal anggota kami itu tercatat total di seluruh Indonesia itu 10 juta," katanya.

Baca juga: Partai Buruh Punya Tiga Opsi di Pilpres 2024, PKN Pilih Fokus Berjuang Masuk Parlemen

Kemudian dia mencontohkan hasil survei dari lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Indikator Politik selalu menempatkan Partai Buruh dengan elektabilitas 0-0,1 persen.

Said pun lalu mengatakan pemilih yang akan ikut dalam Pemilu 2024 sekitar 149 juta.

Sehingga, sambungnya, ketika seluruh suara dari pemilih dinyatakan sah dan dihitung berdasarkan hasil survei dari kedua lembaga di atas, maka Partai Buruh hanya memperoleh 149 ribu suara.

"Itu tidak masuk akal bagi Partai Buruh. Masa dari 140 ribu yang memilih Partai Buruh dengan elektabilitas 0,1 persen," kata Said.

Berdasarkan temuan inilah, Said menuding bahwa lembaga-lembaga survei yang ada dibayar oleh parpol untuk menjatuhkan elektabilitas Partai Buruh dalam kontestasi Pemilu 2024.

"Kami tahu mereka dibayar oleh partai tertentu untuk menghancurkan Partai Buruh. Karena Partai Buruh akan mengambil suara partai lain," ujarnya.

Said menduga hal ini dilakukan lantaran parpol lain takut pemilih di pemilu sebelumnya bakal berpaling ke Partai Buruh.

"Karena mereka khawatir suara konstituen mereka yang selama ini ada, akan balik yang berasal dari Partai Buruh ke kami," katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini