TRIBUNNEWS.COM - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono masuk dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.
Dalam dokumen yang diterima Tribunnews, Selasa (28/11/2023), AM Hendropriyono duduk sebagai anggota Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud.
Hendropriyono tercatat bersama 24 nama lain di jajaran Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud.
Di antaranya, mantan Kapolri Dai Bachrtiar, eks politikus senior Partai NasDem Siswono Yudo Husodo, Menkumham Yasonna Laoly, putri Gus Dur Yenny Wahid, mantan Menteri Luar Negeri era Gus Dur Alwi Shihab, tokoh Nahdlatul Ulama KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq hingga eks Menteri Sekretaris Negara era Megawati, Bambang Kesowo.
Sosok AM Hendropriyono
Dikutip dari TribunnewsWiki, AM Hendropriyono memiliki nama lengkap Abdullah Mahmud Hendropriyono.
Ia dikenal sebagai tokoh intelijen.
Mertua Jenderal (Purn) Andika Perkasa ini lulus dari Akmil pada tahun 1967.
Selama dinas di militer, sejumlah posisi pernah ia pegang.
Sebagian di antaranya dalam bidang intelijen.
Di antaranya ia pernah menjadi Asisten Intelijen Kodam V/Jaya (1985-1987, Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI (1991-1993) dan Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI (1993-1994).
Selain itu, AM Hendropriyono juga pernah menduduki jabatan strategis yakni di antaranya sebagai Panglima Kodam V/Jaya (1993-1994) dan Komandan Kodiklat TNI AD (1994-1996).
Baca juga: Eks Kepala BIN Hendropriyono Masuk Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud, Anam Jadi Direktur Jurkam
Di dunia pemerintahan, AM Hendropriyono pernah masuk dalam pemerintahan Orde Baru dan masa Reformasi.
Ia sempat menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII dan Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim era Presiden BJ Habibie.
Setelah itu, di era Presiden Megawati Soekarnoputri, AM Hendropriyono menjabat sebagai Kepala BIN (2001-2004).
Setelah itu, ia pernah menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesua (PKPI) pada 2016-2018.
(Tribunnews.com/Daryono/Fransiskus Adhiyuda) (TribunnewsWiki)