Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara ke-11 Jenderal (HOR) Purn. AM Hendropriyono ternyata punya panggilan akrab untuk Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang sejak menjalani pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) yang kemudian berubah menjadi AKABRI pada tahun 1967.
Ketika itu, ungkap Hendropriyono, dirinya taruna angkatan ketiga AMN.
Untuk keperluan rekrutmen taruna baru, lanjut dia, dibentuk tim yang mencari anak-anak muda terbaik dari seluruh Indonesia untuk dididik menjadi taruna AKABRI.
Baca juga: Inilah Kisah Cinta Luhut yang Diungkap Istri di Buku Luhut Binsar Pandjaitan Menurut Kita-Kita
Saat itu, ungkap dia, tidak ada kateblece, sehingga dari sisi kecerdasan, mental fisik, pengetahuan, serta testing-nya sangat top.
Kemudian saat itu, kata dia, masuklah sejumlah taruna baru.
Hal tersebut diungkapkannya dalam buku yang diterbitkan Penerbit Gramedia Pustaka Utama dan resmi diluncurkan pada Jumat (29/9/2023).
"Saya memanggilnya Gajah, karena tubuhnya bagaikan gajah, tinggi dan besar. Teman-teman yang lain kemudian ikut-ikutan memanggilnya Gajah. Apalagi kemudian nama panggilan sandi radionya juga 'Gajah'. Dia tidak bisa berbuat lain kecuali menerima panggilan tak mengenakkan itu dari para seniornya. Padahal namanya adalah Luhut Binsar Pandjaitan," ungkap Hendropriyono.
Baca juga: Sebut Luhut Sosok Sederhana, Hotman Paris: Sepatunya Beli di Pasar Senen
Bahkan, kata dia, sampai saat ini ia tetap memanggil Luhut dengan sebutan Gajah.
Hendropriyono pun sempat bertanya kepada Luhut terkait panggilan Gajah tersebut ketika diangkat menjadi menteri.
"Lalu dia jawab, 'Sudahlah panggil aja begitu, kalau panggilan lain berarti kita sudah ada jarak.' Jadilah saya memanggilnya demikian, tak terkecuali di forum resmi ketika dia sedang memainkan peran sebagai Menko Marves: 'Jah, Gajah," ungkap Hendropriyono.
Dalam buku tersebut, Hendropriyono pun mengungkapkan pengalamannya dengan Luhut dari aspek lain, mulai dari kepribadiannya yang tak suka dirundung hingga belajar berbisnis.
Selain Hendropriyono, tidak kurang dari 79 tokoh nasional baik dari kalangan pemerintahan, pengusaha, akademisi, pengacara, hingga keluarga mengungkapkan kisah dan kesannya saat berinteraksi dengan Luhut dalamĀ buku tersebut.
Dalam buku setebal 436 halaman tersebut juga terdapat kata pengatar dari Presiden Joko Widodo dan skeapur sirih dari Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI Jusuf Kalla.
Tampak juga nama-nama besar di kancah nasional di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD, Anggota DPR RI Effendi Simbolon, Akademisi Rocky Gerung, hingga Yenny Wahid juga menyampaikan kisah dan kesannya terhadap Luhut.
Tokoh-tokoh militer seperti Jenderal TNI (HOR) AM Hendropriyono, Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, Letjen TNI Maruli Simanjuntak, hingga Letjen TNI Richard Tampubolon juga tak lupa menyampaikan kisah dan kesannya.