TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyebut penguasa saat ini seperti masa Orde Baru.
Pernyataan Megawati itu kemudian tak ditanggapi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mana ia hanya tersenyum.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, apa yang dilakukan oleh Presiden ke-7 Indonesia itu sudah tepat.
Jika sindiran itu dijawab olehnya, justru akan memperkeruh suasana dan memunculkan sikap saling tuding.
Baca juga: Tanggapan Jokowi, Kaesang, dan FX Rudy soal Megawati Singgung Penguasa Sekarang seperti Orde Baru
"Karena tidak semua pernyataan perlu ditanggapi oleh Jokowi dan itu haknya Jokowi."
"Diam dan tidak menjawab mungkin untuk saat ini lebih tepat karena kalau menjawab akan semakin meluas persoalannya, bisa saling tuding," kata Ujang saat dimintai tanggapannya, Rabu (29/11/2023), dikutip dari TribunJakarta.com.
Selain itu, ia melihat sikap Jokowi itu juga seakan menandakan presiden enggan berhadapan langsung dengan Megawati.
"Dengan tidak berkomentar artinya kelihatannya Jokowi juga tidak mau berhadapan langsung atau head-to-head membantah apa yang disampaikan Megawati," ujarnya.
Jokowi enggan menanggapi pernyataan Megawati selepas mengikuti acara Gerakan Tanam Pohon Bersama di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur yang diselenggarakan kemarin.
"Saya tidak ingin memberi tanggapan," kata Jokowi, Rabu.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri melemparkan sindiran itu dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD seluruh Pulau Jawa, Senin (27/11/2023) sore.
"Kamu (penguasa) mesti liat perundangan bolehkah kamu menekan rakyatmu, bolehkah kamu memberikan apa pun juga kepada rakyatmu tanpa melalui perundangan yang ada di RI ini?" kata Megawati.
Megawati lantas mengungkapkan kejengkelan yang dirasakannya.
Alhasil, ia turut menyinggung soal kondisi kekeluargaan yang belakangan memang menjadi polemik dalam Pilpres 2024 kali ini.