Hal itu disampaikan Ade Armando dalam wawancaranya dengan Jurnalis KOMPAS TV Thifal Solesa Waldi, Kamis (7/12/2023).
“Saya sudah minta maaf, tetapi kalau itu belum cukup, ya saya rela melakukan, saya bersedia melakukan apapun termasuk kalau misalnya saya dikatakan harus keluar dari PSI atau diminta nonaktif dari PSI atau apapun yang diputuskan oleh partai,” ucap Ade Armando.
“Karena sebagai anggota partai saya akan menjalankan semua keputusan tersebut dengan patuh ya itu penjelasan saya.”
Ade lebih lanjut mengaku tidak menyangka jika pernyataannya berbuntut serius dan berimplikasi besar terhadap partai.
“Rupanya dampak yang ditimbulkan dari video saya itu memang sangat serius ya, saya mendengar bagaimana PSI Yogyakarta itu didatangi diancam digeruduk dan apa namanya alat peraga kampanye PSI di sana, spanduk, poster, baliho itu semua dicopot di seluruh Yogyakarta,” kata Ade.
“Bahkan dikatakan Yogyakarta akan dibersihkan dari alat peraga PSI, begitu juga saya mendengar bahwa mertua dari Mas Kaesang itu rumahnya didatangi dan didemonstrasi. Bahkan terjadi aksi vandalisme di sana. Menurut saya ini memang sudah di luar kepantasan dan saya sendiri tidak pernah membayangkan bahwa akan bisa terjadi hal-hal semacam ini.”