Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar berbagi pengalamannya saat menjadi moderator dalam debat capres di Pemilu 2014 lalu.
Pria yang akrab disapa Uceng ini menceritakan momen ketika saat itu ia melakukan pertemuan pertama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dan tim pasangan calon dalam membahas mekanisme debat.
Diakui olehnya suasana dalam pertemuan itu tidak menyenangkan sebab tim pasangan calon hendak melindungi masing-masing capres cawapresnya supaya tidak tersudut saat debat berlangsung.
"Pertemuan pertama KPU dengan paslon itu memang ya suasana tidak menyenangkan karena kita semua tahu masing-masing pasangan calon itu kan mau memproteksi pasangan calon," ujar Uceng dalam diskusi daring bertajuk Dramaturgi Debat KPU, Sabtu (9/12/2023).
Baca juga: Gibran Siap Debat Ala Amerika
Adapun hal yang diributkan dalam pembahasan mekanisme debat itu berfokus pada isu-isu yang bakal diangkat.
Masing-masing tim pasangan calon berharap ada beberapa isu yang tak perlu diangkat ke debat sebab dirasa sangat dikuasai dan juga berhubungan erat dengan kandidat.
"Jadi isu-isu tertentu itu sendiri sudah mulai mereka perdebatkan. Jangan ada penekanan di isu-isu tertentu, misalnya soal pelanggaran apa jenisnya. Itu sangat dekat barangkali dengan salah satu kandidat," tuturnya.
"Juga bukan hanya sekadar substansi yang mereka mau perdebatan gitu yang kemudian mereka larang, juga metodenya jangan dikejar, enggak boleh dikejar katanya," pungkas Uceng.
Pada Pemilu 2014, debat berlangsung antara dua pasangan calon: Jokowi Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Pelaksanaan debat calon presiden dan calon wakil presiden 2014 hanya dipandu moderator dan tidak mengikutsertakan panelis.
Hal ini serupa dengan debat pada Pemilu Presiden 2009.
Zainal Arifin Mochtar dipercaya sebagai moderator debat capres dan cawapres pertama Pilpres 2014.