Namun pada survei Desember 2023 justru semakin lebar menjadi 22,3 persen.
Bahkan, hal serupa juga terjadi ketika elektabilitas Prabowo disandingkan dengan Ganjar.
Jarak keterpilihan Prabowo dengan Ganjar kini mencapai 21,7 persen.
Padahal sebelumnya jaraknya hanya 2,8 persen.
Gap semakin jauh antara Prabowo dan Gibran ini, menurut Litbang Kompas, lantaran berpindahnhya dukungan dari pemilih PDIP dan pemilih Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Melebarnya jarak elektabilitas Ganjar dari Prabowo tak lepas dari pergeseran dukungan yang terjadi pada pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan pemilih Jokowi."
"Soliditas dukungan dari orang-orang yang pada Pemilu 2019 memilih PDI-P kepada Ganjar yang pada Agustus 2023 mencapai 60,6 persen sekarang tinggal 40,7 persen," tulis Litbang Kompas.
Baca juga: Perbandingan Hasil Survei Litbang Kompas, Indikator, LSI: Prabowo Unggul, Ganjar dan Anies Bersaing
Selain itu, naiknya elektabilitas Prabowo juga disebabkan semakin solidnya dukungan dari partai pengusungnya.
"Dukungan partai-partai koalisi pendukung Prabowo juga semakin solid, rata-rata meningkat signifikan ketimbang Agustus lalu, terutama dari Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Bulan Bintang (PBB)," tulis Litbang Kompas.
Kelompok masyarakat yang puas dengan kinerja pemerintah Jokowi pun turut menjadi bagian melesatnya elektabilitas Prabowo.
Padahal di bulan Agustus 2023, kelompok yang puas dengan pemerintah Jokowi lebih memilih Ganjar ketimbang Prabowo dengan persentase 40,3 persen ke Ganjar dan 30,9 persen ke Prabowo.
Kini, persentase itu justru berbalik di mana kelompok yang puas dengan pemerintah Jokowi lebih banyak memilih Prabowo ketimbang Ganjar.
Bahkan, keberpindahan tersebut mencapai separuhnya ketimbang pada bulan Agustus 2023.
Di sisi lain, yang tidak puas dengan kinerja Jokowi juga tidak berpaling ke Ganjar tetapi justru lebih memilih di antara Anies maupun Prabowo.