"Soal mati, ruh, itu ghaib. Itu urusan Tuhan. Tidak akan pernah mengetahui. Kematian itu rahasia," tutur Mahfud.
Mahfud pun berharap jemaah yang hadir dapat hidup dan nanti kelak saat mati dalam keadaan nyaman. Jangan sampai mati melainkan dalam keadaan muslim atau berserah diri.
Pada hari kematian, lanjut Mahfud, tidak ada guna lagi harta serta pangkat dan jabatan. Yang menyelamatkan adalah hati yang damai.
Amal kebaikan lah yang akan bikin hati enak dan nyaman saat meninggal nanti.
"Kalau menjadi pejabat, bikin kebijakan yang memberi manfaat kepada masyarakat. Teruslah melawan kebatilan. Wa qul jâ'al-ḫaqqu wa zahaqal-bâthilu innal-bâthila kâna zahûqâ. Katakanlah, Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap," katanya.
Usai ceramah, Mahfud ikut menikmati sarapan pagi sambil lesehan di emperan sebelah kiri masjid bersama para tokoh dan pengurus masjid.
Mahfud menikmati bubur kacang hijau dan bubur kampiun, cemilan khas Padang. (*)