News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Profil 11 Panelis Debat Cawapres: Ada Alamsyah Saragih Mantan Anggota Ombudsman hingga Direktur CSIS

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut ini profil 11 panelis debat cawapres pada Jumat (22/12/2023) mendatang. Ada mantan anggota Ombudsman, Alamsyah Saragih (kiri bawah), hingga Direktur CSIS, Yose Rizal Damuri (kanan bawah).

TRIBUNNEWS.com - Sebanyak 11 nama panelis untuk debat perdana calon wakil presiden (cawapres) pada Jumat (22/12/2023) mendatang, telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pengumuman ini disampaikan oleh Ketua KPU, Hasyim Asyari, di kantornya pada Senin (18/12/2023),

“Adapun nama-nama panelis yang sudah disiapkan oleh KPU ada 11 orang,” kata Hasyim.

Ke-11 panelis itu berasal dari berbagai macam latar belakang, mulai mantan anggota Ombudsman RI, akademisi, hingga Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS).

Dalam debat yang digelar di Jakarta Convention Centre (JCC) ini, akan mengambil tema Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Digital, Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN/APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.

Berikut ini profil 11 panelis debat cawapres, dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Alamsyah Saragih, anggota Ombudsman RI periode 2016-2020

Komisioner Ombudsman Alamsyah Saragih (Theresia Felisiani/Tribunnews.com)

Baca juga: Emil Dardak Pastikan Gibran Siap Tampil dalam Debat Cawapres 2024

Selain mantan anggota Ombudsman RI, Alamsyah Saragih dulunya juga merupakan Ketua Komisi Informasi Pusat RI periode 2009-2013.

Ia dikenal sebagai pakar keterbukaan informasi publik dan perlindungan data pribadi.

Sebelum di Ombudsman dan Komisi Informasi Pusat, Alamsyah aktif di organisasi non-pemerintah.

Alamsyah pernah bekerja untuk Asosiasi Permukan Kooperatif (ASPEK) yang bekerja sama dengan UNDP untuk program Community Based Housing Development.

Ia juga pernah tergabung sebagai Loval Governance Specialist di Initiative for Local Governance (ILGR), Bank Dunia pada 2002-2008.

2. Adhitya Wardhono, Ekonom dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jember

Adhitya Wardhono, Ekonom dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jember (LinkedIn Adhitya Wardhono)

Menurut Nomor Induk Pegawai (NIP) miliknya, Adhitya Wardhono lahir pada 5 September 1971.

Ia resmi diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 1998.

Adhitya merupakan lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Jember tahun 1994.

Ia meraih gelar Magister Ekonominya dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Philipps University di Jerman.

Lalu, gelar Doktor didapatnya dari Georg-August University yang juga berada di Jerman.

Sebagai ekonom, Adhitya fokus pada bidang perekonomian moneter.

Ia juga pernah mengajar di berbagai universitas luar negeri dalam kapasitasnya sebagai akademisi ekonomi.

Baca juga: Jelang Debat Perdana Cawapres: Muhaimin Tidak Ada Persiapan Khusus, Gibran Siap Beri Kejutan

Adhitya tercatat pernah mengajar di Kyungpok National University (Korea Selatan), hingga Hiroshima University (Jepang) untuk menjabarkan materi Research Collaboration on Sixth Order Agriculture Industry.

Ia juga pernah mengajar di University of Glasgow di Inggris untuk mengajar Management of International Collaboration.

Selain itu, Adhitya pernah tergabung di Indonesian Regional Science Association sebagai anggota pada periode 2016-2021.

3. Agustinus Prasetyantoko, Ekonom dan Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya 2015-2023

Agustinus Prasetyantoko, Ekonom dan Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya 2015-2023 (Dok. Unika Atma Jaya)

Agustinus Prasetyantoko, yang merupakan ahli ekonomi sains, adalah lulusan S1 UGM.

Ia kemudian melanjutkan studi Magisternya di Universite de Lille, Prancis dan lulus tahun 2002.

Enam tahun setelahnya, Agustinus meraih gelar Doktor dari Ecole Normale Superiure de Lyon yang juga berada di Prancis.

Agustinus pernah bekerja di Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai Kepala Ekonom pada 2013-2015.

Setelah dari BTN, ia bekerja di Prudential Indonesia sebagai Komisaris Independen selama enam tahun.

Ia juga pernah dipercaya menjadi panitia Seleksi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk periode 2022-2027.

Agustinus mengemban tugas tersebut selama empat bulan, yaitu Desember 2021-Maret 2022.

Saat ini, ia menjabat sebagai Komite Audit di PT Medela Potentia dan ditunjuk menjadi panitia Seleksi Komisi Pengawas Persaingan Usaha periode 2023-2028.

4. Fauzan Ali Rasyid, Dekan Fakultas Syariah Hukum dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Fauzan Ali Rasyid, Dekan Fakultas Syariah Hukum dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung (Dok. UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Baca juga: Panelis Debat Cawapres Bakal Dikarantina Dua Hari Sebelum Acara Digelar

Fauzan Ali Rasyid lahir pada 1 Februari 1970 di Garut, Jawa Barat.

Fauzan merupakan lulusan S1 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung tahun 1993.

Gelar S2-nya diraih dari Universitas Padjadjaran pada 2000 dan gelar S3-nya dari Universitas Indonesia (UI) di tahun 2008.

Saat ini, Fauzan yang merupakan Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati, tercatat sebagai dosen tetap.

Fauzan diketahui kerap menjadi tim seleksi (timsel) dalam proses rekrutmen anggota Bawaslu-KPU di Jawa Barat.

5. Hendri Saparini, Pendiri dan Ekonom CORE Indonesia

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Hendri Saparini, Ph.D (jilbab Hijau) dan Direktur Riset CORE Indonesia, Prof. Dr. Ina Primiana Syinar, SE.,MT (Guru Besar UNPAD) menjadi narasumber CORE Media Discussion (CMD) bertemakan "Ekonomi Indonesia 2014: Refleksi Bagi Pemerintahan Baru", di Jakarta, Selasa (16/12/2014).  (TRIBUNNEWS.COM/Andri Malau)

Hendri Saparini adalah wanita kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, pada 16 Juni 1964.

Ia merupakan ekonom senior yang lulus dari UGM pada 1988.

Dari UGM, Hendri melanjutkan studi S2 dan S3-nya di Universitas Tsukuba Jepang.

Sebelum menderikan CORE Indonesia pada 2013, Hendri berkarier sebagai peneliti dan konsultan di beberapa lembaga internasional.

Ia juga pernah menjadi Managing Director ECONIT Advisory Group pada 2005-2013.

Setelah mendirikan CORE, ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif di organisasi yang didirikannya ini sampai 2016.

Hendri diketahui pernah tercatat sebagai anggota Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah dan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia.

Baca juga: Bukan di Kantor KPU Lagi, Debat Cawapres Cak Imin Vs Gibran Vs Mahfud Digelar di JCC

Atas dedikasinya, ia dianugerahi sejumlah penghargaan, yaitu:

- 100 Wanita Berpengaruh di Indonesia (2012, dari Majalah Globe Indonesia);

- Ekonom Muda Indonesia (2009, dari Megawati Soekarnoputri);

- One of Most Wanted Leader (2008, dari Q-TV);

- 100 Pemimpin Muda (2008, dari PKS).

Sebagai informasi, Hendri  juga pernah menjabat sebagai Komisaris Telkomsel.

6. Hyronimus Rowa, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Inovasi IPDN

Hyronimus Rowa, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Inovasi IPDN (Dok. IPDN)

Hyronimus Rowa diketahui merupakan putra asli Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia lahir di Bajawa, Flores, NTT.

Hyronimus adalah lulusan IPDN saat masih bernama Institut Ilmu Pemerintahan (IIP).

Ia resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar IPDN Bidang Ilmu Pemerintahan pada 29 September 2023 lalu.

Di IPDN, Hyronimus mengajar Ilmu Pemerintahan untuk mahasiswa S3.

Hyronimus diketahui pernah tergabung sebagai anggota tim Perumus RUU Bidang Politik dan Pemeirntahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

7. Poppy Ismalina, Associate Professor di Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM

Poppy Ismalina, Associate Professor di Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM (Dok. SMRC)

Poppy Ismalina adalah lulusan Sarjana Ekonomi UGM.

Ia meraih gelar S2-nya pada 2003 dari Australian National University.

Lalu, pada 2011 silam, ia berhasil mendapatkan gelar Doktor dari University of Groningen di Belanda.

Minat penelitian Poppy adalah Pembiayaan Iklim Berkelanjutan, Kebijakan Publik dalam Perubahan Iklim, Penilaian Ekonomi untuk Lingkungan dan Sumber Dyaa Alam, Skema Pembiayaan untuk Proyek Ramah Lingkungan, Analisis Industri dan Persaingan, serta Ekonomi Sumber Daya Alam, Energi, dan Lingkungan.

Sebagai ekonom, Poppy memiliki berbagai pengalaman di sejumlah organisasi, baik nasional maupun internasional.

Pada 2014, ia pernah menjadi Direktur Asosiasi di Green Knowledge.

Di tahun 2018-2020, Poppy ditunjuk sebagai Ekonom di Kementerian keuangan.

Setelahnya, ia bergabung dengan organisasi internasional, seperti:

- Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) sebagai Penasihat Kebijakan Nasional;

- Perusahaan Keuangan Internasional (IFC) sebagai Penasihat Senior Kebijakan Keuangan Berkelanjutan;

- Bank Pembangunan Asia (ADB) sebagai Spesialis Kebijakan Keuangan;

- Jaringan Kinerja Bangunan Global (GBPN) sebagai Pakar Senior Kebijakan Fiskal Iklim;

- USAID EGSA sebagai Ekonom Industri;

- UN Women Indonesia sebagai Penasihat Pemberdayaan Ekonomi Perempuan;

- PROSPERA sebagai Ekonom Senior (Iklim Energi);

- DevTech Systems seagai Penasihat Pertumbuhan Ekonomi.

8. Retno Agustina Ekaputri, Rektor Universitas Bengkulu 2021-2025

Retno Agustina Ekaputri, Rektor Universitas Bengkulu 2021-2025 (DOK. Universitas Bengkulu)

Retno Agustina Ekaputri lahir pada 3 Agustus 1962 di Yogyakarta.

Ia merupakan lulusan S1 UGM, serta S2 dan S3 University of Tennessee di Amerika.

Retno resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Bengkulu pada 5 Oktober 2021 di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekonologi (Kemendikbud Ristek).

Dilantiknya Retno ini menjadi sejarah bagi Universitas Bengkulu karena ia adalah Rektor wanita pertama di kampus tersebut.

Sebelum menjadi Rektor, Retno menjabat sebagai Dekan FEB Universitas Bengkulu.

Pada 2018 lalu, Retno pernah dianugerahi Satya Lencana Karya Satya XXX oleh Presiden RI.

Sebagai informasi, Retno adalah putri mantan Rektor Universitas Bengkulu, Sukotjo, masa jabatan 1986-1990.

9. Suharnomo, Rektor Universitas Diponegoro

Suharnomo, Rektor Universitas Diponegoro (ISTIMEWA)

Suharnomo lahir pada 22 Juli 1970 di Grobogan, Jawa Tengah.

Ia resmi terpilih sebagai Rektor Undip pada Juni 2023.

Sebelumnya, Suharnomo menjabat sebagai Dekan FEB Undip periode 2014-2019 dan 2019-2024.

Selain sebagai akademisi, Suharnomo juga aktif di Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Dewan Pakar Pegurus Pimpinan Wilayah (PW) Persatuan Guru NU (Pergunu) Jawa Tengah periode 2022-2027.

Guru Besar Undip ini juga menjabat sebagai Ketua RT dan takmir masjid di lingungan tempat tinggalnya di kawasan Tembalang.

Berikut ini riwayat jabatan Suharnomo:

- Komisaris Utama Perusahaan Terbatas Perkebunan Negara (PTPN) IX periode 2016-2020;

- Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi FEB Indonesia periode 2020-2022;

- Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Semarang Korwil Jawa Tengah periode 2018-2023 dan 2023-2026;

- Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Bidang Penyelia Sumber Daya Manusia Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Brilliant Semarang sejak 2020;

- Ketua Free Trade Agreement (FTA) Jawa Tengah, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI sejak 2020;

- Penasihat Gerakan Nasional Indonesia Kompeten.

Sebagai informasi, Suharnomo adalah lulusan S1 Undip, S2 UGM, dan S2 Universitas Padjadjaran.

10. Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif INDEF dan Dosen FEB Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad (Kompas.id)

Tauhid Ahmad adalah lulusan S1 Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1999.

Ia kemudian melanjutkan S2 di UI dan lulus pada 2004.

Lalu, gelar S3-nya juga diraih dari IPB pada 2020 lalu.

Tauhid saat ini tercatat sebagai dosen ekonomi pembangunan di UPN Veteran Jakarta.

Ia juga merupakan peneliti dan Direktur di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

Tauhid diketahui pernah menjadi Staf Ahli Komite DPRD pada 2014-2019.

Ia juga pernah tergabung di Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) sebagai anggota.

11. Yose Rizal Damuri, Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS)

Yose Rizal Damuri, Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) (Dok. CSIS)

Yose Rizal Damuri adalah Direktur Eksekutif CSIS.

Sebelum menjadi Direktur Eksekutif CSIS, Yose menjabat sebagai Kepala Departemen Ekonomi di organisasi yang sama.

Yose juga mengajar mata kuliah ekonomi internasional di UI.

Ia juga merupakan bagian dari jaringan penasihat dari Indonesia Service Dialogue (ISD) dan Asia-Pacific Research and Training Network on Trade (ARTNet).

Yose meraih gelar S1-nya di UI.

Ia kemudian melanjutkan program Magister di Australian National University dan meraih gelar Ph.D di bidang ekonomi internasional dari Graduate Institute of International Studies (HEI), Jenewa, Swiss.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunmuria.com dengan judul Profil Prof Suharnomo Rektor Undip yang Baru, Jadi Ketua RT hingga Dewan Pakar Pergunu Jateng

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Mario Christian, TribunMuria.com/Amanda Rizqyana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini