TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan berikhtiar mengusung adanya perubahan demi kesetaraan dan keadilan di Indonesia meski dihadapi banyak tantangan.
"Kami sedang mengikhtiarkan perubahan, tapi itu selalu dapat tantangan," kata Anies saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Hasyimi, Minggu (24/12/2023).
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu menyoroti tantangan-tantangan tersebut seringkali dibuat-buat tanpa ada bukti yang jelas dengan hanya berindikasi untuk menjatuhkan pihaknya semata.
"Kalau tidak setuju perubahan, menghalangi dengan membuat segala macam fitnah. Karena fitnah itu paling gampang. Cukup buat dongeng, disebarkan dan masuk ke kepala," seru Anies.
Tuduhan-tuduhan itu disebut Anies bukan hal baru, bahkan itu sudah menjadi makanan sehari-hari kala dirinya berkerja di Jakarta selama 5 tahun.
"Ketika dihantam fitnah 5 tahun tidak ada yang terbukti, justru sebaliknya. Nasdem itu partai yang tidak mendukung saat Pilkada. Lama-lama mereka melihat apa yang terjadi di Jakarta, kok beda ya dengan yang difitnahkan, akhirnya mereka berbalik mengatakan untuk berhenti menyebar fitnah," tutur Anies.
Ia turut menceritakan bagaimana calon wakil presiden, Muhaimin Iskandar ketika ditunjuk tak lama berselang langsung dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya itu ketika dikasih label macam-macam cuma berdoa semoga diberikan umur panjang supaya semua pernyataan itu dijawab dengan kenyataan, bukan dibalas dengan pernyataan lagi," tutup Anies.