TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini, Rabu (27/12/2023), kampanye calon presiden (capres) RI di Pilpres 2024 telah berjalan 30 hari.
Tiga capres yakni capres nomor urut 1 Anies Baswedan, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo telah berkampanye dengan mengunjungi sejumlah daerah.
Tiga capres itu memiliki gaya kampanye masing-masing untuk menggaet pemilih agar memilih mereka pada hari pencoblosan 14 Februari 2024.
Lalu seperti apa gaya kampanye tiga capres itu?
Berikut dirangkum Tribunnews.com, Rabu (27/12/2023):
1. Gaya Kampanye Anies Baswedan
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, kerap mengkampanyekan gagasan soal 'perubahan' saat berkampanye di sejumlah daerah di Indonesia.
Perubahan yang kerap digaungkan Anies di segala sektor.
"Saya rasa nuansa perubahan itu semakin terasa menginginkan perubahan," ujar Anies saat berkampanye di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/12/2023).
Anies mengatakan tak sedikit masyarakat menginginkan perubahan.
Baca juga: Balas Manuver AMIN, Nusron Wahid: Masyarakat Jateng Ingin Perubahan Tapi Tanpa Partai Anies-Cak Imin
Gagasan soal perubahan sebelumnya pernah dipakai oleh Barack Obama ketika mencalonkan presiden di Pilpres Amerika Serikat (AS) tahun 2008.
Obama kala itu menjanjikan adanya perubahan di AS terpilih menjadi presiden.
Kampanye perubahan yang dijanjikan Obama membuatnya terpilih jadi presiden AS pada 4 November 2008.
Krisis keuangan yang melanda AS kala itu jadi sorotan.
Sehingga Obama menggaungkan adanya perubahan (change) dan harapan (hope) di negara demokrasi tersebut.
Banyak pengamat yang menjelaskan keampuhan dua kata itu "change" dan "hope" berhasil mengantarkan Obama jadi Presiden AS.
Obama terpilih menjadi presiden ke-44 AS dan menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang memimpin AS.
Dia berasal dari Partai Demokrat.
Obama lahir 1961 di Hawaii dari seorang wanita kulit putih dari Kansas dan seorang pria kulit hitam dari Kenya.
Sebelum terpilih jadi Presiden AS, Obama adalah anggota U.S. Senate Democratic primary di Illinois.
Saat berkampanye maju jadi capres, Obama dikenal memanfaatkan pengguna internet kala itu yang mulai booming.
Internet digunakan untuk mengorganisir konstituen pemilih dan penggalangan dana.
2. Gaya Kampanye Prabowo Subianto
Beberapa waktu lalu, lini media sosial ramai membahas soal gaya kampanye joget "gemoy" dari calon presiden (capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto.
Gaya kampanye Prabowo itu disebut-sebut mirip dengan Bongbong Marcos.
Bongbong Marcos atau yang dikenal sebagai Ferdinand Marcos Jr adalah Presiden Filipina saat ini.
Dia menang telak dalam Pilpres Filipina 9 Mei 2022 lalu.
Bongbong sangat populer di kalangan milenial dan gen Z, terutama TikTok, karena gaya kampanyenya tersebut.
Baca juga: Prabowo Joget Gemoy Menjelang Berangkat ke Lokasi Debat Cawapres
Bongbong Marcos mengakhiri masa kampanye dua hari dengan berjoget di atas panggung dalam "unity concert" yang digelar di St. Vincent Ferrer Prayer di Bayambang, Filipina.
Bongbong Marcos putra dari diktator Filipina Ferdinand Marcos yang terlibat korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), dikutip dari Bloomberg (9/5/2022).
Kesan negatif sebagai putra diktator yang melekat kepadanya sirna saat dia tampil dan mencitrakan diri sosok yang ramah dan gaya jogetnya yang digemari kalangan pemilih muda.
3. Gaya Kampanye Ganjar Pranowo
Jumat (15/12/2023) lalu, putra bungsu Presiden Jokowi yang juga Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep membuat pernyataan mengenai positioning politik Calon Presiden Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo.
"Nomor satu (Anies) usung perubahan. Saya kira Pak Anies kemarin apa-apa setiap perkataan beliau ada yang kurang, nanti akan diubah, apa-apa akan diubah," kata Kaesang.
"Kalau Pak Prabowo sudah jelas juga akan melanjutkan (program Jokowi). Memang kalau untuk Pak Ganjar, saya masih bingung dari positioning-nya seperti apa," sambung Kaesang.
Baca juga: Penjelasan Ganjar Slogan Sat Set dan Tas Tes: Pelayanan Cepat Merespons Segala Persoalan Masyarakat
Lalu seperti apa gaya kampanye dan positioning Ganjar Pranowo?
Ganjar Pranowo sebenarnya mengusung jargon "Cepat dan Unggul" di Pilpres 2024.
Hal itu diterjemahkan dalam tulisan di baju yang dipakainya saat mengikuti Debat Capres beberapa waktu lalu yakni "Sat Set Set".
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto menjelaskan makna tulisan "Sat-Set" dan "Tas-tes" pada baju yang dipakai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Menurut Hasto, makna tulisan pada baju itu adalah Ganjar dan Mahfud ingin mengenalkan visi-misinya untuk menyelesaikan semuanya dengan solusi cepat dan tepat.
"Dari survei menunjukkan bahwa Pak Ganjar punya brand yang sangat kuat, punya image yang sangat kuat dan ini dibangun dari keberhasilan Pak Ganjar bahwa sat-set itu suatu solusi cepat, suatu solusi tepat," kata Hasto ditemui di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2023) malam.
Namun jika melihat pada Pilpres sebelumnya, slogan ini mirip-mirip dengan slogan yang dipakai Capres Jusuf Kalla (JK) ketika maju mencalonkan diri menjadi Presiden tahun 2009 yakni "Lebih Cepat Lebih Baik".