News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Berkunjung ke Demak, Ganjar Pranowo Kaji Hapuskan Hutang KUR Para Petani

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ganjar Pranowo menyapa para petani di Desa Selepan Wilalung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo kunjung Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).

Momen kunjungannya ke kabupaten yang dikenal dengan wisata religi tersebut. Ganjar menyapa para petani di Desa Selepan Wilalung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah untuk menghadiri Peluncuran Program Pemutihan Utang Petani.

Baca juga: BREAKING NEWS: 6 Oknum TNI Ditetapkan Tersangka pada Kasus Penganiayaan Relawan Ganjar di Boyolali

Ganjar datang sekira pukul 10.00 WIB. Mantan gubernur Jawa Tengah itu terlihat menggunakan kemeja putih bertuliskan satset serta menggunakan caping di kepalanya.

Pada momen tersebut Ganjar menanyakan kepada petani siapa yang mempunyai hutang Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca juga: Andika Perkasa Kritik Dandim Boyolali soal Kronologi Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud

"Yang petani punya hutang KUR siapa?" tanya Ganjar kepada para petani.

"Saya Pak, Rp 60 juta hutangnya," jawab seorang petani.

"Tinggal berapa hutangnya," tanya Ganjar

"Masih Rp 45 juta," jawab petani.

Kemudian petani tersebut mengukapkan bahwa setorannya macet karena gagal panen.

Merespons hal itu mantan Komisi II DPR itu mengukapkan bahwa dirinya telah membuka data petani dan nelayan.

Baca juga: Adu Strategi Capres Kampanye di Medsos, Anies Live Tiktok, Prabowo Gunakan AI, Bagaimana Ganjar?

"Kurang lebih yang hutang KUR.Yang hutangnya macet karena ada persoalan. Memang persoalannya karena musibah," kata Ganjar.

Atas hal mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut telah menghitung hutang KUR petani dan ia tengah mengkaji untuk dihapuskan.

"Maka kita hitung angkanya kurang lebih sekitar Rp 600 miliar. Kita sedang mengkaji itu baik-baik, agar seperti nelayan kemarin. Ketika kemudian petaninya ini merasa kesulitan kita mau hapuskan itu," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini