Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Momen unik terjadi ketika debat calon presiden di Istora Senayan, Jakarta Pusat.
Debat tersebut terjadi ketika memasuki pendalaman visi misi.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan panelis, yang berbunyi:
Pertahanan negara yang tangguh dapat dicapai dengan memanfaatkan teknologi siber, kecerdasan buatan, dan satelit untuk informasi geospasial. Apa kebijakan paslon untuk mendapatkan akses teknologi dan pengembangan guna memeprkuat pertahanan Indonesia?
Sebelumnya, Anies mula-mula mengklarifikasi soal apa yang dikatakan di pemaparan visi misi.
Yang diklarifikasi yakni soal luas tanah yang dimiliki oleh capres 02 Prabowo Subianto.
Anies menyebut Prabowo memiliki luas tanah sebesar 320 ribu hektare.
"Saya mengklarifikasi data yang meleset, maaf Pak Prabowo, angkanya terlalu kecil, bukan 320 hektare, tapi 340 ribu hektare," kata Anies dalam pendalaman, Minggu (7/1/2024).
Tak berselang lama, Prabowo kemudian menyanggah data yang dikatakan Anies tersebut.
"Itu pun salah. Itu pun salah Mas Anies, jangan jiplak data yang salah," kata Prabowo.
Sebelumnya, Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebesar Rp 700 Triliun, yang menurutnya tidak bisa membuat pertahanan negara maksimal.
Justru kata Anies, anggaran sebesar tersebut digunakan untuk membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas.
Yang lebih ironisnya lagi, lanjut Anies, separuh dari jumlah tentara Indonesia tidak memiliki rumah dinas.
Hal itu disampaikannya dalam debat capres, pada Minggu (7/1/2024) malam.
"700 triliun anggaran kementerian pertahanan tidak bisa mempertahankan itu, justru digunakan untuk membeli alat-alat alutsista yang bekas, di saat tentara kita lebih dari separuh tidak memiliki rumah dinas," kata Anies.
Sementara itu, kata Anies, Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan menguasai 340 ribu hektare tanah di Indonesia.
Baca juga: Anies: Anggaran Rp 700 Triliun Kemenhan untuk Beli Alutsista Bekas, Saat Tentara Tak Punya Rumah
Ditambah dengan program lumbung pangan atai food estate yang dinilai gagal.
"Sementara menterinya punya menurut, pak Prab ... pak Jokowi punya lebih dari 340 ribu hektar tanah di Republik ini," ujar Anies.
"Ini harus diubah, tambah lagi food estate singkong yang menguntungkan kroni, merusak lingkungan dan tidak menghasilkan, ini harus diubah," lanjut dia
Sebab itu, menurut Anies diperlukan perubahan. Perubahan yang dimaksud yakni kepemimpinan yang bisa menjadikan Indonesia kuat baik di level regional maupun global.
"Kita ingin republik ini berperan di level global, dijaga secara serius untuk rumah tangga, untuk nasional sehingga kewibawaan kita adalah kewibawaan berdasarkan kekuatan, untuk itu kita butuh perubahan," tandas Anies.