TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Debat ketiga capres pada Minggu malam (8/1/2023) berlangsung panas, ketika Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo "kompak" menyerang Prabowo soal pembelian alutsista bekas.
Anies Baswedan misalnya, mengatakan, pertahanan harus sesuai dengan ancaman nyata di depan mata.
Menurut Anies, ancaman itu dirasakan tidak hanya di batas teritorial.
"Tapi juga di keluarga. Bagaimana ancaman atas penipuan online, peretasan, judi online, terorisme itu semua butuh perhatian," ujar Anies.
Menurut dia, jangan memutuskan belanja alutsista berdasarkan selera dan berdasarkan preferensi masa lalu tapi juga kebutuhan masa depan.
"Ya anggarannya butuh kita tingkatkan tapi jangan keliru ancamannya juga bergeser, maka dibutuhkan strategi yang baik."
Anies Baswedan juga menyatakan bahwa anggaran Kementerian Pertahanan sebanyak Rp 700 triliun untuk membeli alutsista bekas.
“Sebuah ironi karena itu kita ingin mengembalikan dan tujuh ratus triliun anggaran Kementerian Pertahanan tidak bisa mempertahankan itu, justru digunakan untuk membeli alat-alat alutsista yang bekas,” kata Anies.
Belakangan diketahui tudingan Anies tersebut kurang tepat.
Benar bahwa anggaran Kementerian Pertahanan pada periode 2020-2024 mencapai Rp 692,92 triliun atau hampir Rp 700 Triliun.
Namun anggaran sebesar itu tidak ditujukan hanya untuk membeli alutsista bekas. Anggaran tersebut juga digunakan untuk kesejahteraan prajurit, riset, dan pengembangan SDM.
Sementara capres no urut 3, Ganjar Pranowo terus menyerang soal rencana pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Angkatan Udara Qatar.
Ganjar misalnya, menilai keputusan Prabowo itu gegabah dan justru berpotensi membahayakan prajurit.
Pasalnya, pengadaan tak mendengar aspirasi dari prajurit dan petinggi di tiga matra.
Ganjar mengklaim mengaku mengetahui hal itu setelah berbicara dengan sejumlah perwira dari tiga matra.
Sebenarnya, beberapa waktu lalu Kementerian Pertahanan menunda rencana pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar itu.
Juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan penundaan disepakati Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan karena keterbatasan fiskal.
Artinya sejauh ini tidak ada uang Indonesia yang digelontorkan Prabowo selama ini untuk membeli alutsista bekas.
Apa saja yang dibeli Prabowo?
Apa saja belanja alutsista yang telah dilakukan Kementerian Pertahanan selama ini? Berikut daftarnya.
-Jet tempur Rafale
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia berhasil mengakuisisi enam pesawat tempur Rafale dari pabrikan Dassault Aviation asal Perancis.
Jika berhasil datang, Rafale akan menjadi pesawat tempur tercanggih yang dimiliki Indonesia, melampaui Sukhoi 27/30 dan F-16.
Pesawat generasi 4,5 ini memiliki spesifikasi persis seperti yang digunakan Angkatan Udara Prancis.
Pesawat ini dilengkapi dengan radar canggih AESA (lebih canggih dari pesawat SU-35 yang batal diakuisisi Indonesia).
-Kapal Selam Scorpene
Indonesia berencana membeli dua kapal selam Scorpene dari Perancis.
Kerja sama ini, yang termasuk dalam bidang riset dan pengembangan kapal selam, telah ditandatangani oleh PT PAL Indonesia dan NAVAL Grup Perancis pada 10 Februari 2022.
Kehadiran Scorpene diharapkan mampu memperkuat armada kapal selam RI yang selama ini dibebankan kepada kapal selam tua buatan Jerman dan buatan Korea Selatan yang disebut-sebut bermasalah.
-Drone Anka buatan Turki
Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI membeli 12 unit unit pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle) atau drone tempur ANKA dari Turkiye.
Drone tempur buatan Turkish Aerospace itu dibeli Kemenhan dengan nilai kontrak mencapai 300 juta dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 4,53 triliun.
“Proses pembelian tersebut ditandai dengan adanya penandatangan kontrak dengan pihak penyedia yaitu Turkish Aerospace pada 3 Februari 2023,” kata Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha dalam keterangannya, Selasa (1/8/2023).
Edwin mengatakan, nilai kontrak masih dalam proses aktivasi di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Pengiriman 12 unit UAV ANKA tersebut akan dilaksanakan 32 bulan setelah kontrak efektif.
-Pesawat Airbus A400M
Selain alutsista tempur, Kementerian Pertahanan juga telah menandatangani kontrak untuk memesan dua pesawat transport Airbus A400M yang diproduksi di Perancis.
Pesawat ini memiliki konfigurasi multi-peran tanker dan angkut, dengan penandatanganan kontrak dilakukan pada 18 November 2021, di sela-sela acara Dubai Airshow.
Selain itu, komitmen untuk membeli empat unit tambahan A400M juga telah diumumkan.
Rantis Maung
Menteri Pertahanan Prabowo tak hanya belanja alutsista luar negeri, ia juga memesan 500 unit kendaraan taktis atau Rantis Maung 4x4 buatan lokal produksi PT Pindad.
Langkah ini disebut Kemhan sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk memprioritaskan pembelian alutsista buatan dalam negeri.
Indonesia sebenarnya juga sudah sepakat mengakuisisi pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Angkatan Udara Qatar yang nilainya diperkirakan mencapai US$792 juta atau Rp12,1 triliun (kurs US$1=15.280).
Namun, belakangan pembelian itu ditunda karena alasan fiskal.
Di sisi lain, pesawat Mirage 2000 juga ditolak banyak kalangan, termasuk politisi, pengamat, dan para capres.
Mirage 2000-5 yang ditolak para capres dan politisi Indonesia
Pesawat buataan Perancis, Mirage 2000-5, merupakan jet tempur multi peran yang menggabungkan berbagai teknologi seperti sistem avionik mutakhir sampai kemampuan peluncuran misil udara ke darat, udara ke udara dan udara ke multi target dengan sensor dan kontrol terbaru di antara keluarga Mirage lainnya.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan pod dari Thales Optronics yang membuat Mirage 2000-5 mampu menembakkan senjata berpemandu laser baik siang maupun malam.
Bahkan, berbekal teknologi Thales RDY dapat membuat Mirage 2000-5 mengincar 24 target dalam satu waktu sambil memindai delapan target dengan prioritas tinggi secara otomatis.
Soal persenjataan, Mirage 2000 juga tergolong mumpuni, bisa mengangkut mulai rudal udara ke udara MICA dan Magic 2 hingga rudal antikapal AM39 Exocet dan rudal jelajah SCALP.
Sebagai informasi, "keluarga Mirage 2000" dioperasikan delapan negara yaitu Brazil, Uni Emirat Arab, Yunani, India, Peru, Qatar dan Prancis sebagai produsen.