Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyesalkan jawaban capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, yang keluar konteks dari persoalan data, dengan menyalahkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, saat debat capres semalam.
Awalnya, Hasto menyebut seharusnya Prabowo yang juga Menteri Pertahanan itu memahami data-data pertahanan yang diungkap Ganjar Pranowo saat Debat Capres semalam.
"Seharusnya pak Prabowo sebagai Menhan sangat memahami seluruh data itu. Bagaimana penurunan terhadap indeks dari kemampuan pertahanan kita itu mengalami penurunan di tengah-tengah kenaikan belanja pertahanan yang luar biasa," kata Hasto saat konferensi pers di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (8/1/2024).
Apalagi, kata dia, Prabowo tentu mengetahui secara pasti terkait pembentukan PT Teknologi Militer Indonesia.
Sebab, lanjut Hasto, orang-orang yang berada di perusahaan tersebut merupakan sahabat-sahabat Prabowo.
Baca juga: Andi Widjajanto: Data Pertahanan yang Disebut Ganjar Bukan Data Rahasia
"Sehingga data-datanya seharusnya tidak perlu lagi dilakukan klarifikasi. Karena itu berada di dalam keseharian pak Prabowo," ucap Hasto.
Bukan menjawab terkait data-data yang diungkap Ganjar, Hasto justru menyesalkan jawaban Prabowo yang dinilai telah keluar konteks persoalan dengan menyalahkan Menkeu Sri Mulyani.
"Kami sangat menyesalkan ketika menghadapi berbagai pertanyaan, pak Prabowo malah menyalahkan menteri keuangan yang dianggap tidak memberikan dukungan terhadap kebijakan pertahanan dari pak Prabowo tersebut," ucap dia.
Baca juga: 7 Hasil Survei Terbaru Elektabilitas Pilpres 2024: Anies-Cak Imin vs Prabowo-Gibran vs Ganjar-Mahfud
Lebih lanjut, menurut Hasto seorang pemimpin itu sudah seharusnya menjaga kebenaran etika, moral di depan rakyat Indonesia.
Satu di antaranya, dengan mengakui kebenaran data-data tersebut.
"Seharusnya kalau pemimpin itu berani, gantlemen, diakui saja terhadap data-data yang disampaikan oleh pak Ganjar tersebut. Tetapi di depan rakyat ternyata pak Prabowo tidak berani untuk mengakui keberanan data-data yang seharusnya beliau sudah luar kepala," tandas Hasto.