Meski begitu Siti Zuhro menilai pada Pilpres 2014 pemilihan sosok pendamping untuk Jokowi sedikit alot.
Sampai akhirnya Ma'ruf Amin yang dipilih sebagai pendamping untuk Jokowi.
"Itu tanda bahwa sudah mulai turun kharisma dari Pak Jokowi, kalau tidak kan siapa saja bisa (Jadi cawapresnya)," ujar Siti Zuhro.
Peneliti utama politik BRIN itu menegaskan bahwa di Pilpres 2024 tidak ada sosok capres yang menonjol.
"Untuk saat ini karena rata-rata semua. Apalagi saat ini era digital, orang sudah mulai rasional. Masyarakat ingin menyaksikan sosok pemimpin yang hebat pintar dalam arti sebenarnya," katanya.
Jokowi Kemungkinan Beri Dukungan Terbuka
Sementara itu, Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menyoroti stagnansi elektabilitas pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Gibran saat ini.
Ia mengurai beberap faktor yang menyebabkan elektabilitas Prabowo-Gibran stagnan, di antaranya tingkat kepuasaan kepada Presiden Jokowi yang relatif stagnan, mulai bekerjanya isu nepotisme dan politik dinasti, hilangnya pengaruh gimmick "gemoy", praktik kampanye yang monoton, hingga keberhasilan konsolidasi suara PDIP agar tak menyebrang ke Jokowi.
"Jadi kalau kita melihat secara menyeluruh ada stagnansi yang terlihat dari 02," kata dia.
"Di lembaga survei yang lain misalnya 01 bergeliat. Tapi di survei Galidata 03 yang bergeliat. Tapi di 02-nya kita lihat memang gejala umumnya agak stagnan," ujar dia.
Melihat hal tersebut, Ray meyakini Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memberikan dukungan secara terbuka kepada Prabowo-Gibran.
Menurutnya, jika elektabilitas Prabowo-Gibran tersebut terus stagnan bahkan cenderung turun, kemungkinan Jokowi akan turun tangan untuk mengurai stagnansi tersebut.
"Kalau stagnansi elektabilitas Pak Prabowo ini sampai Januari stagnan, bahkan kecenderungan turun. Saya punya keyakinan Pak Jokowi akan terbuka mendukung 02," kata dia saat konferensi pers Survei Nasional Peta Elektoral Pemilu 2024 Gagas Lintas Data (Galidata.id) di kawasan Jakarta Pusat pada Kamis (11/1/2024).
"Sekarang tanggal 11 (Januari 2024), mungkin tanggal 20-an (Januari 2024) lah akan kita lihat. Kalau elektabilitas Pak Prabowo stagnan, apalagi kalau punya kecenderungan turun, saya meyakini Pak Jokowi akan mendukung secara terbuka 02," sambung dia.
Berdasarkan pengamatannya terhadap hasil dari sejumlah lembaga survey terkait elektabiljtas paslon capres-cawapres peserta Pemilu 2024, ia meyakini pemilu tidak akan berlangsung dalam satu putaran.