Ia melanjutkan bahwa itu adalah refleksi dari kejengahan, kekecewaan dan ketidakpuasan masyarakat agar pemilu ini tidak boleh diintervensi.
"Bukan cewe-cewe lagi tapi tidak boleh diintervensi," jelasnya.
Baca juga: Istana: Ada Saja Pihak Pakai Narasi Pemakzulan Presiden demi Elektoral
Kemudian Siti Zuhro menjelaskan meski Jokowi merupakan seorang presiden. Dia menjalankan tugasnya sebagai otoritas tertinggi di bidang eksekutif.
"Bukan menginterupsi tahapan pemilu. Karena Pemilu ini sudah ada stakeholdernya. Pesertanya partai politik, penyelenggaranya KPU, Bawaslu DKPP dan masyarakat sebagai pemegang otoritasnya sebagai pemilih," sambungnya.
Peneliti utama politik BRIN itu menegaskan bahwa hal itu harus dihormati oleh seorang presiden.
Reaksi TKN Prabowo-Gibran
Juru Bicara Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi menanggapi santai gerakan pemakzulan Jokowi yang akhir-akhir ini banyak muncul.
Menurut Hasan suara-suara ini muncul diduga dari rasa frustasi dari pihak yang menyadari diri akan kalah, namun tidak mampu berpikir jernih.
“Gerakan pemakzulan ini sebenarnya sepaket dengan gerakan dalam rangka mendelegitimasi Pemilu 2024. Ini sebenarnya sederhana saja. Orang-orang yang sudah frustasi, diambang kekalahan, sudah buntu, dan sudah nggak tahu lagi mau ngapain, biasanya sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang ekstrim," kata Hasan kepada wartawan, Jumat (12/1/2024).
Menurut Hasan, Gerakan Pemakzulan Jokowi ini mengkonfirmasi bahwa pihak yang akan kalah menyadari peluang mereka sangat kecil untuk menang.
“Meskipun mereka tiap sebentar menyatakan nggak percaya sama hasil survei yang saat ini beredar, tapi jauh di dalam lubuk hati mereka tahu persis keadaan yang sebenarnya tidak berbeda jauh dari hasil-hasil survei itu. Artinya peluang menang mereka, mau itu satu atau dua putaran, sangat kecil,” jelasnya.
Hasan Nasbi mengaku tidak kaget dengan adanya gerakan tersebut.
Dia sudah memprediksi munculnya gerakan tersebut di akhir desember lalu.
“Tanggal 29 Desember lalu saya sudah katakan di channel youtube saya bahwa Januari ini akan ada orang-orang yang seolah-olah independen, menyuarakan dua hal ini (pemakzulan dan delegitimasi Pemilu). Mereka seolah-olah non partisan tapi aslinya bagian dari pemenangan atau pendukung garis keras Capres tertentu,” tuturnya.
Hasan menyebut prediksinya tersebut hari ini sudah terbukti.
Baca juga: Mahfud MD, Puan Maharani, Gibran hingga Cak Imin Komentari Usulan Pemakzulan Presiden