"Dengan hal itu jelas merugikan saya pribadi dan Institusi TNI maupun TNI Angkatan Darat, yang selama ini telah memberikan intensi khusus tentang netralitas TNI dalam Pemilu," ujarnya.
Slamet menegaskan, netralitas di TNI merupakan harga mati yang mutlak harus dilakukan.
Letkol Slamet Sebut Hoaks, Propaganda Negatif
Letkol Slamet menyebut upaya yang dilakukan orang tak bertanggung jawab itu adalah bentuk propaganda negatif.
Menurutnya, spanduk itu sengaja dibuat dan disebarkan untuk menggiring opini negatif dari publik.
"Spanduk atau APK yang ditemukan tersebut adalah fitnah yang ditujukan kepada saya dan merupakan hoaks, dan propaganda negatif," katanya.
Ia kembali menekankan, netralitas TNI adalah hal yang mutlak harus di jaga.
"TNI harus tetap menjadi alat negara yang profesional dan netral, TNI tidak boleh terlibat dalam Politik praktis baik secara langsung maupun tidak langsung, TNI harus tetap fokus pada tugas pokoknya yaitu menjaga kedaulatan negara," tandasnya.
KIM Minta Diusut
Koalisi Indonesia Maju (KIM) Sukoharjo meminta Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) untuk mengusut secara tuntas soal spanduk ini.
Hal itu dilakukan agar nama TNI kembali baik dan tak tercoreng.
"Agar nantinya bisa membersihkan nama TNI dan juga agar tidak lagi timbul kejadian serupa berikutnya," ucap Wakil Sekretaris KIM Sukoharjo, Eko Sapto Purnomo saat dikonfirmasi TribunSolo.com, Jumat (12/1/2024).
Terkait pemasangan spanduk, Sapto tegas membantah itu bukan dari pihaknya.
Menurutnya, spanduk itu dipasang oleh pihak-pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab yang hendak merusak netralitas TNI, khususnya di Kabupaten Sukoharjo.