TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti menyambangi Pasar Bersehati di Kota Manado, Sulawesi Utara, Rabu (17/1/2024).
Dalam kesempatan itu, Atikoh mendengarkan dan menyerap aspirasi dari pedagang Pasar Bersehati.
Mulanya, Atikoh menanyakan kepada pedagang bagaimana stok dan harga jual minyak.
"Kalau minyak untuk sementara harganya masih stabil. Yang naik sementara ini beras ketan harganya sudah naik, satu karungnya harganya naik Rp100 ribu. Pada Desember harganya stabil. Tetapi setelah di Januari ini, naik biasanya dia, kalau (dulu) naik hanya Rp20 ribu, tetapi sekarang sudah 100 ribu," kata seorang pedagang kepada Atikoh.
Atikoh mendengarkan secara seksama penjelasan pedagang itu. Atikoh lalu menanyakan bagaimana harga bahan pokok lainnya.
Pedagang itu menyebutkan rata-rata bahan pokok mengalami kenaikan meski tidak signifikan seperti beras dan ketan.
Selain itu, Atikoh juga ditanyai pedagang tersebut apakah ketika Ganjar-Mahfud MD terpilih pada Pilpres 2024 nanti, pedagang melalui KTP Sakti akan mendapat bantuan sebagai UMKM.
Atikoh menjanjikan ada penguatan mengenai bantuan. Namun, lanjut Atikoh, Ganjar-Mahfud lebih mengutamakan soal pendataan baru selanjutnya berbicara tentang model bantuannya.
"Mungkin ibu, terkait dengan permodalannya atau subsidi harga, tetapi itu tidak langsung. Untuk permodalan nanti akan ada beberapa skema. Ada skema yang memang untuk pedagang kecil, nah, itu nanti masuknya apa, apakah untuk pedagang yang masih kecil atau sudah besar. Karena itu tentu sistemnya beda-beda. Kalau pedagang kecil, kan, mungkin modalnya enggak terlalu banyak. Maka itu dari KTP Sakti akan kelihatan. Salah satunya seperti itu," papar dia.
Baca juga: Atikoh Bantah Isu Ganjar-Mahfud Terpilih Bansos dan PKH Dihapus: Itu Hoaks!
Selain itu, ada pedagang juga menanyakan apakah ada rencana Ganjar-Mahfud menggratiskan BPJS Ketenagakerjaan untuk pedagang.
"Itu akan dilihat juga. Kalau orang kaya enggak mungkin digratiskan, kan? Karena akan membenani pemerintah. Yang digratiskan itu benar-benar orang yang berhak dan tidak mampu," jelas Atikoh.