Harga logam seperti timah, aluminum, tembaga, nikel-kobalt telah meningkat hingga 91 persen tahun ini.
Sedangkan, logam-logam ini digunakan dalam teknologi yang merupakan bagian dari transisi energi menuju energi terbarukan.
Hal ini tentu akan meningkatkan biaya produksi sehingga untuk memberikan kompensasi, maka harga jadi dan proses transportasi akan dinaikan.
Kegiatan ini tentu akan mempengaruhi inflasi global yang ditarget mencapai 2 persen per tahun yang merupakan nilai wajar.
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Apa Itu Green Inflation? Terminologi yang Dinilai Gagal Dijelaskan Oleh Gibran di Debat Capres