News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

TKN Cium Aroma Isu Pemakzulan Jokowi Bagian Skenario untuk Jegal Prabowo-Gibran

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meninjau Indo Defence 2022 Expo & Forum yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11/2022). Pameran alat-alat pertahanan dan keamanan ini diikuti 905 perusahaan yang terdiri dari 158 perusahaan dalam negeri dan 747 perusahaan luar negeri dari 59 negara. BPMI/Muchlis Jr

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran mengungkap, pihaknya selama musim kampanye pilpres 2024 ini mengendus setidaknya 3 skenario untuk menjegal pasangan capres-cawapres nomor urut 2 itu.

Salah satu skenario penjegalan itu kata Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman yakni dengan adanya isu pemakzulan terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Kelompok tersebut mendengungkan narasi bahwa pemakzulan penting dilakukan sebagai salah satu wujud netralitas Presiden Jokowi sebagai kepala negara dalam pemilu kali ini.

"Oh penting karena ini kan terkait bangsa dan negara, yang disampaikan oleh pendukung isu pemakzulan kan banyak sekali kebohongan, saya pernah dialog dengan salah satu dari mereka, katanya 50 persen kader Gerindra setuju dengan pemakzulan. Itu omong kosong, dari mana gitu lho?" kata Habiburokhman kepada wartawan di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoramn Baru, Jakarta Selatan, Minggu (21/1/2024).

Habiburokhman menyatakan, isu atau narasi pemakzulan Presiden Jokowi itu juga dapat membuat kericuhan di masyarakat.

"Dan tentu dalam konteks politik kebangsaan, usulan isu pemakzulan ini akan memancing amarah rakyat," beber dia.

Atas hal itu, Habiburokhman meyakini kalau isu pemakzulan Presiden Jokowi itu sebagai salah satu upaya suatu kelompok dalam melawan elektabilitas dari pasangan Prabowo-Gibran.

Pasalnya, kata dia, sejauh ini, pasangan yang merepresentasikan keberlanjutan program Jokowi adalah Prabowo dan Gibran.

"Tentu kami perlu menenangkan situasi ini. Kami perlu bicara, kami perlu bersikap, dan kami mengaitkan isu pemakzulan ini kemungkinan besar ada kaitannya karena ya orang tidak bisa lagi menahan pertumbuhan elektabilitas pak Prabowo dengan cara demokratis," kata dia.

Baca juga: Hasto PDIP Respons Isu Jokowi Minta Bertemu Megawati: Rumah Ibu Mega Selalu Terbuka

Terhadap kondisi ini, Habiburokhman meminta untuk setiap pihak terutama kubu pasangan capres-cawapres untuk dapat bertarung secara demokratis.

Kata dia, jika memang ada pihak yang merasa tidak sepakat dengan program Prabowo-Gibran, maka, upaya untuk melawannya menggunakan cara yang tidak bertentangan dengan hukum.

"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk bersikap ksatria, kalau memang tidak sepakat dengan gagasan Prabowo-Gibran yang pro rakyat ya lakukanlah cara-cara yang tidak bertentangan hukum dan konstitusi," kata Habiburokhman.

"Sekali lagi ini memasuki berapa, 20 hari terakhir ya menjelang coblosan 20 sekian hari ya kami berharap pemilu ini bisa berjalan dengan damai luber dan jurdil," tegas dia.

Baca juga: Kampanye Akbar Perdana, Anies di Tangerang, Prabowo ke Jabar, Ganjar Sambangi Bandung dan Sidoarjo

Sebelumnya, Tim Hukum dan Advokasi TKN Prabowo-Gibran menyatakan, mendeteksi adanya upaya penjegalan terhadap pasangan Prabowo-Gibran maju di pilpres 2024.

Kata Wakil TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, pihaknya mendeteksi ada tiga jenis upaya penjegalan tersebut.

"Kami TKN mendeteksi kemungkinan adanya anasir-anasir anti demokrasi yang ingin menjegal Prabowo-Gibran dengan 3 skenario hitam atau dengan cara-cara illegal, unlawfull," kata Habiburokhman saat jumpa pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Minggu (21/1/2024).

Tiga skenario itu dilihat oleh tim hukum TKN Prabowo-Gibran kata Habiburokhman pertama dengan melakukan upaya kecurangan yang terstruktur dan sistematis.

Dimana kata dia, salah satu upayanya yakni dengan melibatkan kekuasaan dari kepala daerah tertentu.

"Kecurangan tersebut antara lain dilakukan dengan menggunakan kekuasaan kepala daerah atau Kementerian atau lembaga yang pejabatnya berafiliasi secara politik kepada parpol tertentu yang mendukung paslon tertentu. Fenomena ini terjadi di berbagai provinsi di seluruh Indonesia," kata Habiburokhman.

Menko Polhukam Mahfud Md menerima 22 orang dari kelompok bernama Petisi 100 yang minta pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kantor Menko Polhukam, Jakarta, Selasa, 9 Januari 2023. (net/Instagram @mohmahfudmd)

Beberapa contoh yang dia dapatkan yakni di antaranya yakni dengan pembagian sepeda motor Vario warna merah untuk Pemerintahan Kota Semarang.

Dana pengadaan sepeda motor itu digunakan melalui APBD Kota Semarang.

"Yang kedua, dugaan mobilisasi ibu-ibu dharma wanita untuk menghadiri senam bersama istri calon presiden tertentu di Sulawesi Utara tanggal 17 Januari 2024 yang lalu," kata dia.

Setelah itu kata dia, dugaan dimanfaatkan petugas pendamping desa dari Kementerian Desa untuk menjadi tim pemenangan salah satu paslon.

"Kementerian Desa ya, untuk menjadi tim pemenangan salah satu paslon, di mana kami mendapat informasi terakhir bahwa kalau ada petugas pendamping desa tidak berkenan mendukung paslon tersebut maka SK-nya tidak diperpanjang," ucap Habiburokhman.

Baca juga: Baju Pink dan Senyum Sri Mulyani Diisukan Mundur dari Menteri Jokowi

Selanjutnya, upaya penjegalan terhadap pasangan Prabowo-Gibran yang kedua kata dia, dengan menyerukan isu pemakzulan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Habiburokhman, isu tersebut merupakan narasi sesat yang sengaja digulirkan oleh beberapa pihak.

"Skenario hitam kedua adalah dengan meniupkan isu pemakzulan Presiden Jokowi. Mereka membangun narasi sesat bahwa presiden Jokowi layak dimakzulkan, tetapi tidak mampu memberikan bukti apapun," beber dia.

Padahal kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu, dalam upaya memakzulkan seorang presiden ada landasan atau aturan yang harusnya terpenuhi.

Salah satunya kata dia, yakni jika seorang presiden melakukan tindak pidana atau melanggar hukum. Sementara kondisi itu tidak terjadi di pemerintahan Presiden Jokowi.

"Sebagaimana diatur Pasal 7A undang-undang 1945, seorang presiden bisa dimakzulkan karena melakukan perbuatan melanggar hukum atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden, ini dua-duanya secara rinci tidak terpenuhi," kata dia.

Skenario penjegalan ketiga yang ditangkap oleh TKN Prabowo-Gibran dalam upaya penjegalan kata Habiburokhman yakni dengan penyebaran berita hoaks melalui selembaran koran.

Kata dia, dalam koran bernama Achtung tersebut, narasi yang dibangun hanyalah memfitnah kepribadian Prabowo Subianto.

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman saat menggelar konferensi pers di Media Center, Minggu (21/1/2024). TKN Prabowo-Gibran memaparkan temuan beberapa skenario hitam untuk menjegal pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 diantara lain; kecurangan yang dilakukan dengan menggunakan kekuasaan kepala daerah atau kementerian yang pejabatnya berafiliasi kepada parpol tertentu dan isu pemakzulan Presiden Jokowi serta isu lainnya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Habiburokhman menaruh fokus pada koran ini, karena kata dia, dalam temuan pihaknya penyebaran surat kabar itu sudah terjadi di 20 kota di Indonesia.

"Contohnya adalah peredaran masif koran Achtung yang isinya memfitnah Pak Prabowo ya, ini koran ini luar biasa sekarang kami deteksi sudah beredar di setidaknya 20 kota besar seluruh Indonesia," beber dia.

Atas adanya kondisi itu, Habiburokhman menduga kalau upaya yang dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran.

Sebab kata dia, elektabilitas Prabowo-Gibran sejauh ini selalu berada di atas dua pasangan capres-cawapres lainnya, hingga beberapa hari jelang Pilpres ini.

"Motif penjegalan tersebut karena meroketnya elektabilitas Prabowo-Gibran yang bisa jadi membuat sebagian orang merasa frustasi dan tidak lagi percaya pada cara-cara demokratis untuk mengalahkan Prabowo-Gibran," tukas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini