TRIBUNNEWS.COM - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut, 2 Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, kompak menyentil soal proyek food estate saat debat cawapres, Minggu (21/1/2024) malam.
Food estate merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang dirancang dengan konsep pengembangan pangan secara terintegrasi.
Proyek food estate ini berada di bawah kendali Menteri Pertanian dan Menteri Pertahanan yang juga merupakan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Pemerintah diketahui mengalokasikan dana sebesar Rp 108,8 triliun untuk membangun food estate di Provinsi Sumatra Utara, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan.
Kritikan Cak Imin dan Mahfud itu pun dijawab kubu Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Pihaknya membantah proyek yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu telah gagal.
Komandan Tim Komunikasi TKN Prabowo Gibran, Budisatrio Djiwandono, juga menyangkal jika proyek itu disebut merusak lingkungan.
Sebab, sejak awal lahan yang digunakan dalam proyek tersebut memang tidak produktif.
"Saya tegaskan mengenai tuduhan-tuduhan bahwa lahan di Gunung Mas ini merusak lingkungan, ini saya katakan tidak benar karena berdasarkan kondisi riil."
"Kita sudah evaluasi, lahan yang ada di Gunung Mas adalah lahan eks area hutan produksi."
"Area hutan produksi ini yang kita temukan merupakan lahan tidak produktif, komposisi mayoritasnya adalah lahan kering, semak belukar, dan pohon-pohon vegetasi kecil dengan diameter di bawah 50 cm," ujar Budi dalam jumpa pers di Medcen TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Senin (22/1/2024).
Baca juga: Sekjen Gerindra: Food Estate Program Keniscayaan untuk Jadikan Indonesia Cadangan Pangan Dunia
Budi pun kemudian menunjukkan data perkembangan proyek lumbung pangan itu di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Menurutnya, proyek food estate di Gunung Mas, Tewai Baru, Kalteng, disebut mengalami perkembangan.
Bahkan, ia sempat memeriksa dengan datang langsung ke lokasi lumbung pangan.