Ari mengatakan, perbaikan dalam proyek ini harus terus dilakukan agar cita-cita ketahanan pangan bisa tercapai.
"Implementasinya kan tentu ada evaluasi, perbaikan-perbaikan, penyempurnaan terus berjalan. Ya supaya apa yang tujuan kebijakan itu bisa tercapai," ucapnya.
Ari menjelaskan bahwa proyek ini sejatinya dibentuk untuk merespons situasi nasional soal pangan yang dihadapi bangsa.
Mengingat, saat ini dunia sedang krisis pangan.
Ia mengatakan, banyak negara yang gagal tak bisa memenuhi kebutuhan pangan karena krisis di dunia.
"Jadi setelah pandemi diketahui bahwa seluruh dunia menghadapi ancaman krisis pangan."
"Banyak negara yang kemudian menjadi negara gagal karena dia tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya, harga pangan juga melambung tinggi di pasaran dunia," ujarnya.
Akan hal tersebut, Presiden Joko Widodo pun menginisiasi terobosan besar ini.
Menurutnya, dengan program food estate, kemandirian di sisi pangan akan terbentuk.
"Maka dari itu kebijakan lumbung pangan adalah menghasilkan produksi yang bisa memenuhi cadangan pangan pemeirntah, sehingga kemampuan kita untuk mandiri dari sisi pangan itu bisa tercukupi, tidak perlu impor, tidak perlu tergantung dari negara lain khususnya ketika harga cukup tinggi," ujarnya.
Cak Imin-Mahfud MD Kritik Food Estate
Cak Imin dan Mahfud mengkritik proyek food estate saat menyampaikan visi dan misi di segmen pertama debat kemarin.
Mulanya, Cak Imin mengaku prihatin dengan upaya pengadaan pangan nasional Indonesia dengan food estate yang dinilai gagal itu.
Menurut Cak Imin, proyek itu memberikan dampak negatif, di antaranya mengabaikan petani, menghasilkan konflik agraria, hingga merusak lingkungan.
Dengan dampak tersebut, Cak Imin pun menilai, proyek food estate seharusnya dihentikan.