TRIBUNNEWS.COM - Saat debat calon wakil presiden (cawapres) kedua malam kemarin, Minggu (21/1/2024), Gibran Rakabuming Raka mengklaim program Food Estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah (Kalteng) berhasil.
Klaim itu muncul kala putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupaya memberikan pembelaan terhadap proyek Food Estate yang dianggap gagal oleh cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
"Nomor 1 dan 3 ini kan kompak bilang Food Estate gagal. Saya tegaskan sekali lagi ya pak, memang ada yang gagal, tapi ada yang berhasil juga yang sudah panen," ujar Gibran dalam debat cawapres, Minggu (21/1/2024), mengutip tayangan YouTube KPU RI.
Soal Food Estate di Gunung Mas, yang dianggap berhasil, Gibran menyebut di lokasi itu berhasil dihasilkan panen singkong dan jagung.
"Di Gunung Mas Kalteng itu sudah panen jagung, singkong. Cek saja datanya," sebut Gibran.
Sontak mendengar jawaban Gibran, terekam dalam video, Mahfud MD tertawa.
Baca juga: PBNU Nonaktifkan Pengurus yang Jadi Tim Sukses Capres-cawapres: Ada Khofifah hingga Yenny Wahid
Cak Imin Kritik Food Estate
Sebelumnya, saat menyampaikan visi misi dalam debat cawapres 2024, Cak Imin langsung mengkritik soal proyek Food Estate yang dicanangkan pemerintahan Jokowo.
Cak Imin mengatakan Food Estate mengorbankan petani dan program trsebut harus dihentikan.
"Kita sangat prihatin upaya pengadaan pangan nasional dilakukan melalui Food Estate itu terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat, menghasikan konflik agraria bahkan merusak lingkungan," ungkap Cak Imin di Debat Cawapres 2024 di JCC Senayan, malam kemarin.
Baca juga: TPN Singgung Emosi Gibran Saat Debat Pilpres 2024, Ungkit Putusan MK soal Usia Capres-cawapres
Mahfud MD Kritik Food Estate
Sementara hari ini, Senin (22/1/2024), Mahfud tampak masih membahas materi debat semalam, yakni soal Food Estate.
Melalui cuitan di akun X miliknya, @mohmahfudmd, pihaknya mengkritik program lumbung pangan yang diandalkan calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.
“Indonesia hebat spt Kolam Susu. Lah, menanam jutaan hektar singkong utk food estate yg tumbuh jagung. Menanam singkong, panen jagung. Ajaib. Itu terjadi di Gunung Mas," kata Mahfud lewat akun X.
Food Estate Gagal atau Berhasil?
Diketahui Food Estate sendiri merupakan prinsip pengembangan pangan yang terintegrasi.
Cakupannya adalah pertanian, perkebunan, dan peternakan, yang dibangun dalam satu kawasan.
Program ini menjadi sorotan bagi para penggagas lingkungan, terlebih program Food Estate untuk penanaman singkong di Kabupaten Gunung Mas Kalteng yang terhenti.
Manager Land Right dan Advokasi Borneo Institute Kalteng Destano Anugrahnu menyebut proyek lumbung pangan atau Food Estate di Kabupaten Gunung Mas bisa dikatakan gagal.
"Secara prinsipil tentu kami sepakat dan temuan Greenpeace ini merupakan fakta yang terjadi di lapangan. Kami dari Borneo Institute sendiri jauh sebelum ini telah mengatakan bahwa program Food Estate singkong, dengan leading sektor Kemenhan semestinya dibatalkan," ujar Destano saat ditemui oleh Tribunkalteng.com, Minggu, (26/11/2023).
Diungkapkannya, secara teori hukum proses pembuatan awal sebuah produk hukum secara serampangan dan ugal-ugalan, mustahil melahirkan kebijakan berkeadilan, seperti yang terjadi dengan Food estate di Gunung Mas.
“Sedari awal kami sudah memprediksi program Food Estate tersebeut bakal gagal," ujarnya.
Dalam aturan awal untuk melaksanakan proyek tersebut ditetapkanlah Permen LHK nomor 24 tahun 2020 tentang Penyediaan kawasan hutan untuk Pembangunan Food Estate.
Di dalamnya ditemukan setidaknya ada 12 daftar inventarisasi masalah, meskipun diperjalanan selanjutnya dilakukan perubahan.
Pendapat seorang guru besar Institute Pertanian Bogor (IPB) Prof menyebut konsep Food Estate itu hampir bisa dipastikan akan gagal jika tidak memenuhi 4 kaidah ilmiah.
Yakni:
- Kelayakan tanah dan agroklimat
- Kelayakan Infrastruktur
- Kelayakan Teknologi
- Kelayakan sosial dan ekonomi
Dampak Food Estate
Aktivis lingkungan menyebut komoditas jagung yang ditanam di lahan food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dipaksakan demi menutupi kegagalan proyek perkebunan singkong yang mangkrak di tangan Kementerian Pertahanan (Kemenhan), mengutip Kompas.com.
Organisasi pecinta lingkungan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalteng menyebut program itu belum optimal dan menimbulkan masalah lingkungan.
Direktur Eksekutif Walhi Kalteng Bayu Herinat mengatakan terdapat 3 dampak, termasuk dampak pembukaan hutan untuk program food estate singkong ini di Kabupaten Gunung Mas.
Ia mengatakan, dampak yang pertama terhadap lingkungan, karena mengkonversi hutan yang mana sebenarnya kawasan itu menjadi kawasan penyangga untuk daerah aliran sungai khususnya sungai Kahayan.
Selanjutnya adanya dampak terhadap sosial, kawasan hutan yang dibuka untuk Food Estate, menjadi sumber ekonomi masyarakat juga untuk memenuhi kehidupan keseharian warga setempat.
"Kemudian itu berdampak pada ekologi, karena kawasan yang dibuka itu kawasan hulu beberapa sungai berkonstribusi terhadap terjadinya banjir di desa-desa yang ada dibawahnya," ujarnya.
Setidaknya sejak pembukaan lahan yang dilakukan tahun 2021 itu banjir sering terjadi dibeberapa desa yang ada dibawah lokasi Food Estate singkong tersebut.
“Kondisinya sekarang lahan yang sudah dibuka itu tadi tidak bisa ditanami semuanya karena banyak faktor salah satunya tidak ada pembiayaan yang diberikan oleh negara," tuturnya.
Sehingga aktivitas di lapangan itu tidak dilakukan oleh para pekerjanya, pekerjanya banyak yang pulang atau tidak lagi melakukan kegiatan di lahan-lahan food estate itu tesebut.
Bayu juga mengungkap ke depannya kalau ini tidak segera dipulihkan atau dikembalikan fungsi hutannya, maka akan semakin memperbesar kerusakan lingkungan.
Bukan hanya berdampak bada bencana banjir tetapi juga kerugian ekonomi bagi masyarakat yang ada di lokasi tersebut.
Sebagian artikel telah tayang di TribunKalteng.com dengan judul Program Food Estate Gunung Mas Terhenti, Ini Tanggapan Land Right dan Advokasi Borneo Institute dan Walhi Kalteng Soroti Program Food Estate Gunung Mas, Ungkap Dampak Lingkungan Jika Mangkrak
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunKalteng.com/Herman Antoni Saputra/Lidia Wati)