News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Atikoh Ganjar Bertemu Milenial Blitar, Bicara Akses Pendidikan yang Harus Disediakan Pemerintah

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti mengatakan, Pemerintahan harus hadir bagi anak-anak muda, dengan memastikan lapangan pekerjaan yang terbuka dan tersedia.

Hal itu disampaikan Atikoh saat berdialog dengan ratusan milenial dan Generasi Z di halaman makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Jumat (26/1/2024). Acara ini merupakan rangkaian safari politik ke-VII di Jawa Timur.

“Bagaimana ketersediaan lapangan pekerjaan, kalau adek-adek ini sudah lulus kuliah, kalau sudah menempuh pendidikan,” kata Atikoh Ganjar.

Lebih lanjut, Atikoh menyatakan Pemerintah juga harus memastikan diri hadir mendukung anak-anak muda dengan akses pendidikan yang layak.

Maka dari itu, pemerintah harus hadir, dengan memfokuskan perihal pembiayaan.

“Jadi di sini perlu sekali kehadiran dari negara agar mereka tetap bisa mencapai pendidikan tinggi. Orang tua yang tidak mampu sehingga perlu difasilitasi oleh negara. Inilah salah satu program Ganjar-Mahfud, salah satu program yang akan menjadi program unggulan diantara 21 lainnya,” kata Atikoh.

Di sisi lain, Atikoh juga mengingatkan anak muda akan bahaya narkoba. Harapannya, ini bisa terus digalakkan agar semua bisa paham akan bahaya narkoba.

Secara khusus, Atikoh menilai pencegahan narkoba paling efektif justru harus dilakukan oleh anak muda sendiri. Sebab cara berkomunikasi antara para anak muda justru bisa lebih bisa diterima oleh anak-anak muda itu sendiri.

“Harapannya nanti anti narkoba terus digalakkan adik-adik. Karena kalau yang meng-influence adalah tekan-teman sebaya, itu lebih masuk. Bahasanya menggunakan bahasa anak muda, bukan menggunakan bahasa orang tua. Kalau orang tua biasanya sok tahu, menggurui, sama anak-anak muda kurang nyambung. Kalau pemberitahuannya dari anak-anak sebaya, mereka akan bisa menerima,” paparnya.

Selain itu, dia berpesan agar anak muda terus menggaungkan semangat nasionalisme. Hal ini agar kebhinekaan Indonesia tetap terjaga.

“Itu kenapa pekik 'merdeka', 'salam Pancasila', itu bukan hanya sekadar omongan, tapi kita juga diingatkan bahwa nasionalisme juga penting sekali. Sehingga tidak ada masalah intoleransi, kebhinekaannya terjaga, kegotongroyongannya juga seperti itu. Kita semua bisa mejaga hubungan baik dengan sesama,” pungkas Atikoh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini