TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Yogyakarta, Minggu (28/1/2024) kemarin.
Sambil sarapan pagi, pertemuan itu dilakukan di Warung Gudeg Yu Djum Wijilan 167.
Pertemuan AHY dengan Jokowi terlihat sangat akrab.
AHY dan Jokowi juga terlihat sepeda bareng mengitari sejumlah ruas jalan di kota Yogyakarta.
Lalu apa maksud dan tujuan dari pertemuan itu di tengah Pemilu 2024?
Berikut dirangkum Tribunnews.com analisis sejumlah pengamat maksud dan tujuan dari pertemuan itu.
1. Bisa Gantikan Mahfud?
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, mempunyai dua pandangan terkait pertemuan AHY dan Jokowi tersebut.
Agung menilai pertemuan keduanya secara internal untuk menguatkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) agar semakin solid memenangkan pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
"Kedua, secara eksternal mengirimkan pesan kepada PDIP bahwa saat Mahfud mundur sebagai Menko Polhukam maka ada AHY dari Demokrat yang siap menggantikan posisi Mahfud," ujarnya dilansir Wartakotalive.com.
Mahfud MD katanya akan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dalam waktu dekat.
2. Tak Ada Sekat Politik
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, juga mengatakan peluang AHY terbuka jadi Menko Polhukam gantikan Mahfud MD.
AHY dinilai memiliki latar belakang yang pas untuk menjadi Menko Polhukam, mengingat dirinya pernah menjadi prajurit TNI.
"Pertemuan Jokowi-AHY ada kemungkinan sebagai persiapan bila ada reshuffle. Kemungkinan itu relatif terbuka dengan semakin santernya Mahfud MD akan mundur sebagai Menko," ujar Jamiluddin saat dimintai konfirmasi, Senin (29/1/2024) dikutip dari Kompas.com.
Jamiluddin melihat pertemuan Jokowi-AHY ini menunjukkan semakin dekatnya hubungan mereka.
Menurut dia sekat-sekat politis yang selama ini ada semakin mencair dan mendekat dan Jokowi-AHY pertontonkan kepada publik di Yogyakarta kemarin.
"Hal itu sekaligus membantah hubungan Jokowi dan AHY tetap berjarak. Jokowi ingin menunjukkan respect kepada AHY dan menganggap Partai Demokrat penting secara politis," tutur Jamiluddin.
3. Ingin Pastikan Mesin Politik Berjalan
Pertemuan AHY dan Jokowi dinilai bertujuan untuk memastikan infrastruktur pemenangan dan mesin politik pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, berjalan optimal.
Analisis tersebut disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, Senin (29/1/2024).
Ia berpendapat pertemuan keduanya merupakan bentuk pengakuan terhadap peran Demokrat dalam proses pemenangan Prabowo-Gibran.
Pertemuan tersebut juga dinilainya sebagai kelanjutan dari pertemuan Jokowi dengan para ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran.
Sebelumnya, Jokowi telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.
"Pertemuan Jokowi dan AHY menyempurnakan rangkaian pertemuan itu, sekaligus menegaskan arah keberpihakan dan dukungan politik Jokowi untuk paslon 02 Prabowo-Gibran," ujar Umam dikutip dari Kompas.TV.
Dukungan Partai Demokrat kepada Prabowo-Gibran, lanjut Umam, akan menjadi pertaruhan bagi partai yang sudah 10 tahun berada di luar pemerintahan itu.
PENJELASAN AHY DAN PIHAK ISTANA
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan pertemuannya dengan Jokowi membicarakan tentang permasalahan kebangsaan dan pemilu, agar berjalan dengan aman dan damai.
“Bersepeda pagi di Yogyakarta bersama Pak Jokowi mengelilingi jalan-jalan di sekitar alun-alun,” kata AHY melalui keterangan tertulis dikutip dari Kompas.tv.
“Setelah beberapa putaran, saya diajak sarapan gudeg sambil diskusi membahas banyak hal, salah satunya tentang permasalahan kebangsaan dan pemilu agar berjalan dengan aman dan damai.”
AHY pun mengucapkan terima kasih atas ajakan Jokowi tersebut, dan mendoakan agar sehat dan sukses.
“Terima kasih Pak Jokowi, telah mengajak saya menikmati kKota Yogyakarta pagi ini. Sehat-sehat dan sukses selalu Pak.”
Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana mengatakan pertemuan presiden dengan tokoh-tokoh politik merupakan hal yang biasa, dan menjalin komunikasi antartokoh bangsa merupakan hal yang sangat penting.
“Presiden bertemu dengan tokoh-tokoh politik adalah hal yang biasa. Apalagi itu dilakukan di hari libur, dalam suasana informal, rileks, sambil sarapan.”
Ia kemudian menuturkan bahwa menjalin komunikasi antartokoh politik merupakan sesuatu yang sangat penting dan perlu didukung.
“Menjalin komunikasi dan silaturahmi antar tokoh politik, antar tokoh bangsa sangat penting,” tegasnya.
“Perlu didukung, apalagi untuk kebaikan dan kemajuan bangsa. Karena persoalan bangsa tidak bisa diselesaikan sendiri, perlu semangat kolaborasi, kerjasama dan sinergi.”
Sumber: Tribunnews.com/Warta Kota/Kompas.com/Kompas.TV