News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Sikap Politik Guntur Soekarnoputra Dulu dan Sekarang, Jadi Sorotan Sebut Nama Jokowi

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guntur Soekarnoputra (tengah) bersama Puti Soekarno (kanan)

"Saya tuh paling enggak senang ada protokoler, ada pengawalan yah macam-macam, jemput tamu negara mesti pake lengkap, dasi apa segala macam," ujarnya.

Bahkan saat menjalani pendidikan sekolah menengah atas (SMA), Guntur meminta ke Bung Karno agar tak perlu dikawal-kawal lagi.

"Saya bilang sama Bapak waktu saya lulus SMA. Saya enggak berani saya bilang sama Bapak pasti marah. Saya bilang ke Ibu, Bu aku sudah SMA, aku udah nggak mau dikawal-kawal lagi. Tolong sampaikan ke Bapak, Ibu sampaikan," ucapnya.

Permintaan Guntur pun tak serta merta dikabulkan sang proklamator kemerdekaan Indonesia itu.

"Bapak jawabannya waktu itu, 'nanti akan dipikirkan'," ungkapnya.

Guntur menuturkan melalui proses yang panjang hingga akhirnya Bung Karno mengabulkan permintaannya agar tak dikawal.

Akhirnya, Guntur tak dikawal lagi sejak menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Saya di Bandung sudah enggak ada yang ngawal," imbuhnya.

Alasan Tak Masuk Parpol

Putra pertama proklamator Ir Soekarno atau Bung Karno, Guntur Soekarnoputra, saat orasi di depan ratusan relawan dalam acara Rock N Roll Bersama Ganjar Pranowo dan Guntur Soekarno di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud MD, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2024) - Fahmi Ramadhan (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan)

Sementara di sebuah podcast YouTube channel B1 Plus, Guntur pernah menjelaskan alasannya tak ingin menjadi anggota partai politik.

Video Apa Adanya Podcast yang tayang pada 28 Oktober 2021 ini berisi wawancara dengan Guntur, termasuk ,membahas soal partai politik.

Guntur mengaku, kebijakan fusi partai yang dilakukan oleh Presiden Soeharto saat itu yang menjadi penyebab dirinya mundur dari kegiatan partai politik.

Ia bercerita, mengalami pergolakan dengan internal partai saat menjabat Juru Kampanye Nasional Partai Nasional Indonesia - Front Marhaenis (PNI-FM) waktu itu.

Lantaran internal partai tetap ingin mematuhi aturan dengan menyetujui fusi partai seperti yang telah diatur era Soeharto, Guntur memilih mundur.

Dirinya dengan tegas tak ingin bergabung dengan partai manapun, termasuk Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini