Menurutnya, para penguasa saat ini justru ambisius dan sibuk melanggengkan kekuasaan yang dimilikinya.
Di sisi lain, Akif menganggap para penguasa malah tidak memikirkan rakyat dan terjerembab dalam kekuatan oligarki.
“Kerapuhan fondasi bernegara ini hampir sempurna karena para penyelenggara negara, pemerintah, DPR, dan peradilan gagal menunjukkan keteladanan mereka dalam menjaga kepatuhan kepada prinsip-prinsip konstitusi dan etika bernegara yang harusnya ditaati dengan sepenuh hati,” ujarnya.
Akif juga menuntut adanya keteladanan dari para pemimpin dengan menegakkan etika bernegara di hadapan para warga negara.
“Tanpa keteladanan para penyelenggara negara, maka Indonesia akan berada di ambang pintu menjadi negara gagal,” tuturnya.
Sehingga, dia berharap rakyat harus bergerak untuk mengingatkan segenap penyelenggara negara agar mereka mematuhi konstitusi dan merawat demokrasi Indonesia.
“Mendesak Presiden RI menjalankan kewajiban konstitusionalnya sebagai penyelenggara negara untuk mewujudkan pelaksanaan Pemilu 2024 yang jujur dan adil.”
“Penggunaan fasilitas negara dengan segenap kewenangan yang dimiliki merupakan pelanggaran konstitusi yang serius,” katanya.
Selanjutnya, Akif juga memuntut para aparat hukum untuk bersikap netral dalam Pemilu 2024.
Selain itu, dia juga mendesak partai politik untuk menyetop praktik politik uang dan penyalahgunaan kekuasaan dalam Pemilu 2024.
Terakhir, Akif pun menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengawak Pemilu 2024 agar berlangsung secara jujur dan adil agar menghasilkan pemimpin yang berani menegakkan prinsip-prinsip konstitusi.
Kritik UI, UGM, dan UII
Kemarin, UI, melalu pernyataan dari Ketua Dewan Guru Besar UI, Harkristuti Harkrisnowo, mengungkapkan tengah berperang demi pemulihan demokrasi di Tanah Air.
“Lima tahun terakhir, utamanya menjelang Pemilu 2024, kami kembali terpanggil untuk menabuh genderang, membangkitkan asa dan memulihkan demokrasi negeri yang terkoyak,” ujarnya di Kampus UI di Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2024).
Hakristuti mengungkapkan, saat ini Indonesia tengah kehilangan kendali sehingga menggerus etika dan keluhuran budaya.