News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Dr Anwar Budiman: Ambil Bansosnya, Jangan Pilih Pengemis Intelektualnya

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Advokat Dr Anwar Budiman SH MH mengomentari maraknya pembagian bantuan sosial (bansos), terutama oleh pemerintah, menjelang Pemilu/Pilpres 2024 ini. Dr Anwar Budiman SH MH (tengah baju putih)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Advokat Dr Anwar Budiman SH MH mengomentari maraknya pembagian bantuan sosial (bansos), terutama oleh pemerintah, menjelang Pemilu/Pilpres 2024 ini.

Anwar Budiman mempertanyakan, kalau memang benar ikhlas memberikan bantuan, mengapa harus saat kampanye?

"Artinya, jika ada oknum yang memberikan bantuan, sumbangan, atau 'serangan fajar' menjelang pemilu, maka sudah pasti itu ada udang di balik batu," kata Dr Anwar Budiman SH MH di Jakarta, Minggu (4/2/2024).

Oleh karena itu, Anwar mengajak masyarakat berpikir untuk memilih calon, baik calon anggota legislatif (caleg) atau pun calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di Pemilu/Pilpres 2024.

Baca juga: Airlangga Tepis Tudingan Anggaran Bansos Jelang Pemilu  Lebih Besar Ketimbang Saat Pandemi

Pilihlah sesuai hati nurani dan pikiran yang bersih, dan jangan tergoda dengan kebahagiaan sesaat.

"Jangan kita hanya bahagia satu hari saat adanya kampanye dengan menerima sedikit bantuan atau rupiah, tetapi esok hari kita menderita lagi," jelas Anwar yang juga aktivis perburuhan dan dosen hukum tata negara Program Pascasarjana Universitas Krisnadwipayana.

"Jika ternyata masih ada oknum yg memberikan sumbangan, bantuan dan lain-lain saat kampanye, maka tidak ada salahnya untuk diterima saja, karena itu dari Allah yang memberikan rezeki dari arah yang tak terduga. Tetapi saat memilih, pilihlah yang ikhlas dan benar-benar mengajak kita berjuang bersama. Ambil bansosnya, tak harus pilih calonnya," saran Anwar.

Karena, lanjut Anwar, yang diinginkan bersama adalah kita bahagia hari ini, esok anak-anak kita bahagia, lusa cucu-cucu kita bahagia, sehingga kita bahagia selamanya. "Karena Allah menciptakan manusia di bumi ini untuk bahagia, bukan menderita, sehingga kebahagian tersebut harus diperjuangkan bersama-sama agar melahirkan kebahagiaan bersama," urainya.

Advokat 4 Kaki

Anwar selama ini dikenal sebagai "advokat 3 kaki".

Satu kaki berpijak di ranah buruh sebagai "singa perburuhan", satu kaki lain menapak di ranah industri atau perusahaan sebagai konsultan, dan satu kaki lainnya lagi berdiri tegak di ranah pendidikan sebagai dosen.

Kini, ia hendak menambah satu kaki lagi sehingga menjadi 4, dengan menjadi caleg DPR RI dari Partai Demokrat di Pemilu 2024 nanti, sehingga bisa berpijak di Senayan.

Baca juga: Unpad: Cawe-cawe Presiden dan Politisasi Bansos Raih Dukungan Politik Adalah Puncak Gunung Es

Ia maju dari Daerah Pemilihan Jawa Barat VII yang meliputi 3 kabupaten, yakni Bekasi, Karawang dan Purwakarta.

Dengan tagline "Izinkan Aku Mencintaimu", Anwar mengajak masyarakat di 3 kabupaten tersebut untuk berjuang bersama demi melahirkan kebahagiaan bersama.

Dari Senayan, Anwar akan memperjuangkan nasib kaum buruh, petani, nelayan, dan kaum termarjinalkan.

Berdasarkan hasil survei, kata Anwar, banyak masyarakat yang mengeluh setelah pemilu selesai, karena mereka yang duduk di legislatif jarang kembali lagi atau bahkan tidak kembali mengunjungi konstituennya.

"Sebenarnya tanpa disadari pada saat kampanye telah terjadi adanya oknum yang bertransaksi jual-beli, di mama oknum tersebut memberikan sumbangan, bantuan, dan bahkan serangan fajar, yang artinya secara hakiki oknum tersebut telah bertransaki membeli suara masyarakat, sehingga sesuai dengan asas jual-beli maka ketika transaksi selesai dilaksanakan, selesai pula kewajiban dan tanggung jawabnya," sesal dia.

Anwar kemudian memberikan amsal ihwal 2 jenis pengemis. Pertama, pengemis konvensional, yaitu pengemis yang sering kita lihat di pinggir jalan dengan meminta-minta uang.

Yang kedua, adalah pengemis intelektual, yaitu caleg yang meminta suara dari masyarakat.

"Jika kita memahami lebih dalam arti pengemis adalah meminta tanpa menjual. Artinya, dalam kampanye legislatif tidak ada transaksi jual-beli, yang ada adalah meminta tanpa menjual," terangnya.

"Jika ada pengemis intelektual mengajak transaksi suara, maka ambil bansosnya, jangan pilih pengemis intelektualnya," tandas Anwar sambil mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam rangka turut serta membangun negeri ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini